Selasa, 10 Juli 2018

LAWAMI' KILATAN CAHAYA ROHANI


Kata lawami' merupakan bentuk jamak dari Lami' dan Lami'ah. Istilah ini biasanya dipakai dalam kalangan Sufi untuk menggambarkan "kilatan cahaya rohani". berupa intuisi yang datang hanya seketika dan kemudian menghilang dengan cepat.

Menurut Asy Syarif Ali bin Ahmad Al jurjani wafat 816 Hijriyah /1414 M.ahli bahasa dan tasawuf, lawami' memantul pertama kali pada hayal, kemudian menembus alat indra, sehingga tampak seperti sinar bulan atau sinar matahari yang memancar melingkupinya.

Kilatan cahaya intuisi seperti ini sering muncul pada albidayah (pemula dalam melaksanakan tasawuf).

Berbeda sedikit dari pendapat umum kaum Sufi di atas adalah pandangan Ibnu Arabi 560 - 638 H/1165 -1240 M. menurutnya lawami' bukan cahaya yang muncul pada hati tetapi mengilat pada mata kepala ketika pandangan mata tidak dipengaruhi anggota badan lain.

Dengan kata lain lawami' muncul pada mata kepala, ketika pandangannya mengatasi segala daya material anggota-anggota tubuh lain.
Karena bila penglihatan mata kepala masih dipengaruhi material mata niscaya ia tidak akan sanggup melihat nur ilahi.Sebagaimana firman Allah SWT. yang artinya:" Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan (QS: 6 ;103).

Pandangan mata yang mampu menangkap Sinar gaib itu adalah penglihatan yang mengacu kepada maksud hadis yang berbunyi:" Jika seorang hamba telah aku (Allah) Cintai, Aku lah yang menjadi penglihatannya. (Hadits Riwayat Bukhari).

Apabila kilatan cahaya seperti itu sudah dapat dicapai seseorang, maka ia tidak akan kembali lagi kepada keadaan semula, yakni berada dalam kegelapan.


Istilah lawa'mi  berkaitan erat dengan dua istilah lain dalam tasawuf, yaitu lawa' ih dan tawali'.Lawa'ih (bentuk jamak dari la'ihah = yang nyata, yang cemerlang, rupa, isyarat ) adalah kilatan cahaya rohani yang datang sekilas dan dengan cepat menghilang. Tawali bentuk jamak dari tali'= yang terbit,yang  naik, bulan sabit, Fajar pertama) adalah kilatan cahaya rohani yang senantiasa bersinar di dalam hati seorang Sufi.

Apabila cahaya ini dikaitkan dengan pengalaman tasawuf, terdapat rumusan bahwa pada mulanya hati manusia masih dalam keadaan tertutup dan gelap. Lalu datang cahaya ghoib secara tiba-tiba dan dalam waktu singkat menghilang dengan cepat, yang disebut lawa'ih.

Jika cahaya itu bertahan dalam hati beberapa waktu lamanya sebelum menghilang, maka disebut lawami'. Kemudian bila cahaya itu tetap bertahan dan tidak menghilang lagi disebut tawali.

Proses meningkatnya kemantapan cahaya tersebut menandai peningkatan amal dari penyucian hati orang yang mendapatkannya.


Berlainan dengan terminologi yang umum dipakai di atas, Abdullah al-anshari al-harawi wafat 481 Hijriyah /1089 M. Tokoh tasawuf sunni menggunakan istilah barq( kilatan, cahaya) dalam pengertian yang sama dengan lawami'. lebih jauh Al harawi membagi barq menjadi 3 tingkatan.:

1. Cahaya yang mengkilap di dalam hati yang berasal dari perbendaharaan Rahmat Ilahi. Cahaya Ini menimbulkan rasa harap Roja' dalam diri orang yang mendapatkannya. Sehingga timbul dorongan untuk meningkatkan amal ibadahnya.

Cahaya itu memberikan 4 dorongan yaitu :
a. rasa kagum terhadap Allah yang Maha memberi.
b. Rasa hina dina si hamba dalam berhadapan dengan Allah Yang Maha Kuasa.
c. Rasa cinta terhadap Allah yang maha pengasih.
d. Rasa ingin memperbanyak sumbangan (Ata')

2. Cahaya yang mengkilap di dalam hati yang bersumber dari ancaman (wa'id) Allah SWT.Cahaya Ini menimbulkan rasa takut (khauf) terhadap kemurkaan Allah SWT di dalam diri orang yang mendapatkannya.


3. Cahaya yang datang memasuki hati yang bersumber dari kemahakuasaan Allah SWT.(Al- lutf al Ilahi). Cahaya Ini menimbulkan rasa gembira dalam menempuh jalan Allah SWT dan rasa suka cita dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan -Nya. Al harawi mengungkapkan secara simbolik, apabila barq datang, muncullah awan, kemudian turun lah hujan gerimis sukacita.Ketika itu hati orang yang ditimpa nya merasa gembira. Kegembiraan Yang meluap akan mengalirkan Sungai kemuliaan. Itulah pemberian Tuhan yang dikhususkan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang terpilih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar