Kamis, 05 Juli 2018

HATI NURANI SEBAGAI FENOMENA MORAL

Written & Published By Nani Nuraeni

Prolog

Etika dalam kehidupan keseharian , sesuatu yang tidak bisa dilepaskan. Apalagi dengan perkembangan  kehidupan social ekonomi budaya dan  teknologi yang mendorong munculnya gejala-gejala moral yang fenomenal.


Kenyataan ini menunjukkan perhatian dan minat orang-orang terhadap etika dan  seluk beluknya, terus berkembang. Dan dampak langsungnya, eksistensi dan penerapan etika dalam dunia bisnis dan profesi, terus berkembang dan semakin meningkat.

Dalam dunia bisnis/profesinal, etika  merupakan prinsip-prinsip moralitas yang mengatur dan menjadi pedoman bagi pada pelaku bisnis/profesi. Dimulai dari ketika ia melakukan pemikiran, menciptakan, dan mengambil berbagai keputusan dalam menjalankan bisnis/profesinya.

Mengingat begitu pentingnya etika, hampir semua profesi yang ada saat ini memiliki kode etika profesi yang dituangkan ke dalam bentuk peraturan tertulis. Tentu saja memiliki sanksi sebagaimana peraturan lainnya bagi pelaku yang dianggap melanggarnya.

Satu hal yang perlu dicermati, kenyataannya, meski pemahaman kalangan profesi terhadap keberadaan dan manfaat penerapn etika dalam kehidupan profesi/bisnis, masyarakat awam banyak yang masih rancu mengartikan pemahaman etika dengan beberapa hal lain yang nyaris mirip, misalnya etis, atau estetika. Sehingga dalam pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan kita lihat ruang lingkup persamaan dan peberdaan etika dengan hal-hal tersebut

HATI NURANI SEBAGAI FENOMENA MORAL
Hati nurani berkaitan dengan kenyataan jika manusia memiliki kesadaran mengenai apa yang dilakukannya, apakah baik, buruk, pantas atau tidak pantas. Hati nurani memerintahkan atau melarang kita melakukan sesuatu. Pelanggaran atas apa yang diperintahkan hati nurani, berrati pelanggaran terhadap integritas diri kita sendiri.

Hati Nurani dibedakan menjadi dua bantuk, retrospektif dan prospektif.
  1. Retrospektif menilai perbuatan-perbuatan di masa lampau, baik dan buruk. Memuji diri sendiri atau bersyukur jika hati nurani kita menilai apa yang telah kita lakukan., adalah baik. Dan sebaliknya, mencela serta timbul penyesalan jika hati nurani kita menilai apa yang kita lakukan buruk.

  2. Prosfektif menilai perbuatan kita di masa depan. Dalam penjelasan realnya, hati nurani prosfektif memikirkan atau memilah-milah baik buruknya sesuatu yang akan dikerjakan kita. Apakah baik atau sebaliknya.
Secara umum dalam kehidupan sehari-hari, hati nurani mempunyai kedudukan kuat dalam hidup, moral manusia. Dipandang dari sudut subjek, hati nurani adalah norma terakhir bagi semua perbuatan. Dengan kata lain, hati nurani adalah norma terakhir perbuatan kita.

Masalahnya adalah, tidak semua apa yang dikatakan benat menurut hati nurani, adalah benar secara moral. Sehingga diperlukan pembinaan hati nurani.


Pembinaan hati nurani jelas harus dilakukan sebagaimana kita senantiasa diharuslan belajar/mengikuti pendidikan. Hati nurani yang berkualitas baik hanya dimiliki orang0orang yang senantiasa membina hati nuraninya dengan baik pula. Dan tempat pertama dan utama untuk pembinaan adalah keluarga.
HATI NURANI DAN SUPEREGO
Seperti halnya tubuh lahir manusia yang memiliki struktur anatomi mulai dari kepala sampai kaki, batin manusia juga memiliki struktur atau bagian-bagian penting. Batin atau psikis kita memiliki tiga bagian Id, Ego dan Superego.
1. ID, adalah bagian alam bawah sadar manusia. Aktivitas bawah sadar manusia dilakukan dalam bagian psikis manusia yang disebut ID. Jadi ketika kita melakukan sesuatu yang tidak kita sadari, menurut Sigmund Freud, yang melakukan bukanlah aku, melainkan ada yang melakukan dalam diri aku.
2. EGO, atau AKU, berkembang dari ID, melalui kontak dengan dunia luar. Aktivitasnya bisa sadar, tidak sadar maupun prasadar. Tapi bisa dikatakan sebagian besar aktivitas EGO dilakukan manusia dalam keadaan sadar.
3. SUPEREGO, dianggap di atas EGO, karena cenderung bersifat sangat kritis. Ia muncul dalam bentuk observasu diri, kritik diri, instropeksi, larangan dan tindakan penilaian terhadap diri sendiri lainnya. Sehingga cukup beralasan jika SUPEREGO dikatakan merupakan dasar daru apa yang kita sebut HATI NURANI.

Tetapi apakah SUPEREGO sama dengan HATI NURANI?
Superego memang berhubungan dengan hati nurani, tetapi keduanya tidak bisa disamakan.

NO
SUPEREGO
HATI NURANI
1
Digunakan dalam konteks psikoanalisis atau analisa bagian psikis manusia.
Digunakan dalam konteks etis atau moral
2
Aktivitas psikis manusia dalam keadaan sadar, pra sadar bahkan keadaan tidak sadar
Aktivitas psikis manusia dalam keadaan sadar
3
Baik sumber rasa bersalah atau rasa bersalah bisa tetao tidak disadari
Dengan hati nurani, orang bisa menyadari rasa bersalah.



Jadi jelaskan hubungan SUPEREGO dan HATI NURANI hanya sebatas SUPEREGO merupakan basik psikologis bagi fenomena etis atau moral hati nurani

ETIKA DAN ETIKET
Banyak kalangan menyamakan pengetrian etika dan etiket. Padahal kalau ditelusuri baik hakekat dan lahiriahnya, etikat dan etiket memiliki banyak perbedaan.
NO
ETIKA
ETIKET
1
Berasal dari kata Yunani Ethos, artinya adat, tata akhlak, watak, sikap, cara berpikir, lebih mengarah ke moral
Berasal dari kata Inggris Ethics dan Perancis Etiquette, yang artinya sopan santun.
2
Menyangkut apakah suatu perbuatan boleh dilakukan
Menyangkaut cara melakukan sesuatu kepada orang lain
3
Berlaku kapan saja walaupun tidak ada saksi
Berlaku hanya kalau ada saksi di sekitar
4
Bersifat absolut
Bersifat relatif
5
Memandang manusia dari lahir dan batin
Memandang manusia dari lahirnya
Namun demikian, ada dua persamaan nyata antara etika dan etiket.
1. Mengkaji prilaku manusia
2. Mengatur prilaku manusia secara normative, aritnya memberi norma bagi prilaku manusia dan dengan dengan demikian menyatakan apa yang harus dilakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar