Jumat, 06 Juli 2018

AL HALLAJ

Al hallaj Mansur fars, Persia (Iran) 244 H./858M. Baghdad, 24 dzulqoidah 309 /26 Maret 1922.

Nama lengkapnya ialah Abu Al mugis Husain bin Mansur Al hallaj. Ahli tasawuf persia.
Ayahnya bekerja sebagai pemintal kapas ketika dia masih kecil ayahnya pindah ke tustar sebuah kota kecil di kawasan wasit Iran yang dibangun oleh Suku Arab sejak kecil al-hallaj mulai belajar membaca al-quran hingga ia berhasil menjadi Hafidz (penghafal Alquran) ia mengenal dan mempelajari tasawuf pertama kali dari seorang sufi yang bernama Sahl Tustar.



Al hallaj terkenal sebagai seorang sufi yang gemar berkelana ke berbagai daerah.Dengan berkelana ia dapat berkenalan,bertemu, berteman, dan berguru kepada para sufi kenamaan Pada masa itu.

 Pada usia 20 tahun Ia meninggalkan tustar menuju Basrah.Di daerah ini ia berguru pada Amr makki. Kemudian ia pergi ke Baghdad untuk menemui dan berguru kepada tokoh sufi modern dan termasyhur, Al Junaid Al Baghdadi.

Selanjutnya ia pergi ke Mekah dan menetap di kota suci ini selama kurang lebih 1 tahun. Selama berada di kota ini ia tinggal di pelataran Masjidil Haram Seraya melakukan praktek kesufian nya. Di sinilah ia mengaku telah mengalami pengalaman mistik yang luar biasa, yang kemudian terkenal dengan istilah Hulul.
Al hallaj akhirnya kembali menetap di kota Baghdad dan terus menyebarkan ajaran tasawufnya.
Namun nasib malang menyimpannya pada tahun 922 ia dijatuhi hukuman mati oleh penguasa Dinasti Abbasiyah dengan tuduhan membawa paham yang menyesatkan paham hulul Selain itu ia dituduh pula mempunyai hubungan dengan Syiah qaramithah (Syiah ) suatu kelompok syiah garis keras yang dipimpin oleh Hamdan bin Qarmat.
Yang menentang pemerintahan Dinasti Abbasiyah sejak abad ke-10 sampai abad ke-11 ajaran tasawuf Al hallaj yang terkenal adalah paham hulul yaitu Tuhan mengambil tempat dalam tubuh manusia tertentu setelah manusia itu betul-betul berhasil melenyapkan sifat kemanusiaan yang ada dalam tubuhnya.

Menurut al-hallaj Tuhan mempunyai dua sifat dasar, yaitu Al Lahut (sifat ketuhanan) dan An nasut (sifat kemanusiaan).

Manusia juga mempunyai dua sifat dasar yang sama. Oleh karena itu, antara Tuhan dan manusia terdapat kesamaan sifat.


Pandangan bahwa Tuhan dan manusia mempunyai sifat dasar yang sama ini diambil dari sebuah hadis yang berarti:" Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai dengan bentuknya".( HR Bukhari Muslim dan Ahmad bin hambal atau Imam Hambali). Hadits Ini mengandung arti bahwa di dalam diri Adam alaihissalam terdapat bentuk Tuhan yang disebut al-lahut.



Berdasarkan adanya paham kesamaan sifat antara Tuhan dan manusia maka persatuan antara Tuhan dan manusia itu mungkin terjadi.

Persatuan tersebut terjadi dalam bentuk Hulul.

Untuk melenyapkan An- nasut, seorang hamba harus memperbanyak ibadah. Bila usahanya melenyapkan sifat ini berhasil maka yang tinggal dalam dirinya Hanya sifat Allah.

Pada saat itulah Sifat an-nasut Tuhan turun dan masuk ke dalam tubuh seorang Sufi, sehingga terjadilah hulul. Peristiwa ini terjadi hanya sesaat.


Penyatuan roh Tuhan dan roh manusia dilukiskan oleh Al hallaj dalam sebuah syairnya:" jiwa-Mu disatukan dengan jiwaku, sebagainya mana anggur dicampur dengan air suci. Dan jika ada sesuatu yang menyentuh engkau, ia menyentuh aku pula dan ketika itu dalam setiap keadaan Engkau adalah aku. Di dalam syairnya yang lain Al hallaj melukiskan sebagai berikut:" Aku adalah engkau yang kucinta dan Dia yang kucinta adalah aku.

 Kami adalah 2 roh yang bersatu dalam satu tubuh. Jika engkau lihat aku Engkau lihat Dia dan jika engkau lihat Dia engkau lihat kami."

Ketika peristiwa Hulul sedang berlangsung, keluar saat kata-kata aneh dari lidah Al hallaj yang berbunyi Ana al haq (aku adalah yang maha benar).


Kata Al Haq dalam istilah tasawuf berarti Tuhan.
Sebagian orang menganggap al-hallaj kafir karena ia mengaku dirinya Tuhan.

 Al hallaj tidak mengaku demikian dan ini terlihat dari syairnya yang lain:" Aku adalah rahasia Yang Maha Benar dan bukan lah Yang Maha Benar itu aku. Aku hanya satu dari yang benar, di bedakanlah antara kami atau aku dan dia yang Maha Benar.

Dengan kata lain syathahat yang keluar dari mulut Al hAllaj tidak lain adalah ucapan Tuhan melalui lidahnya.

Sebaliknya, di dalam diri Tuhan Terdapat bentuk manusia yang disebut an-nasut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar