Jumat, 01 Juni 2018

SULTAN MUZAFFAR SAIFUDDIN QUTUZ, PAHLAWAN PERANG AIN JALUT

  Sultan Muzaffar Saifuddin Qutuz, Pahlawan Perang Ain Jalut (25 Ramadhan 658H / 3 September 1260M)
Saifuddin Qutuz adalah
anak seorang raja ( mahmud bin mahmud ) pada saat itu abbasyah hanya tersisa pada daerah bagdadt saja. sedangkan daerah lainya bukan lagi menjadi wilayah Dinasti abbasyiyah. saat itu negara islam menjadi 29 kerajaan kerajaan kecil. sejaman dengan  samodra pasai.
masing -masing punya undang -undang sendiri, masing -masing punya presiden sendiri, masing -masing punya prinsip sendiri. sehingga semuanya telah sibuk sendiri sendiri tidak lagi merasa kehilangan saat salah satu negara islam di serang oleh orang orang kafir mongol di bawah pimpinan jenggis khan maupun cucunya yang bernama Hulagu khan.



Pertempuran Ain Jalut (atau Ayn Jalut dalam bahasa Arab : عين جالوت yang artinya Mata Jalut) terjadi pada tanggal 3 September 1260 di Palestina antara Bani Mameluk (Mesir) yang dipimpin oleh Qutuz dan Baibars berhadapan dengan tentara Mongol pimpinan Kitbuqa, anak buah dari Hulaghu khan. 

Banyak ahli sejarah menganggap pertempuran ini termasuk salah satu pertempuran yang penting dalam sejarah penaklukan bangsa Mongol di Asia Tengah dimana mereka untuk pertama kalinya mengalami kekalahan telak dan tidak mampu membalasnya dikemudian hari seperti yang selama ini mereka lakukan jika mengalami kekalahan.



Sejarah ini berbicara  tentang satu peristiwa yang agung dalam peradaban Islam. Sebuah peristiwa di mana umat Islam bersatu menentang tentara Tartar dari Mongolia dan mengalahkan mereka dan ndak bisa berkutik lagi di kemudian hari. Kebanyakan ahli sejarah berpendapat bahawa perang ini merupakan satu titik perubahan (turning point) bagi kebiadaban dan kerakusan tentara Mongol yang menghabisi segala apa saja yang mereka lalui dari timur menuju ke barat dan akhirnya kemarahan mereka di berhentikan dengan paksa dan  ditamatkan oleh tentara-tentara Allah di Ain Jalut.

Hulagu Khan, pewaris tahta Gengis Khan

Kekaisaran Mongol dibentuk oleh Genghis Khan pada abad ke-13 M. Genghis Khan bercita-cita untuk meluaskan kekaisarannya dari timur ke barat dan mengahancurkan apa saja yang menghalangi mereka dalam mencapai cita- cita yang ingin diwujudkannya.

Awalnya Invansi mereka bermula dengan menaklukkan beberapa negara di sekitar Mongolia dan kemudian di lanjutka dengan  terus menjajah ke timur, (daerah daerah yang dikuasai oleh umat Islam).

Sayangnya cita- cita Genghis Khan untuk membuat kekaisarannya terbentang luas  mulai dari ujung  timur ke barat tidak  tercapai, karna nyawanya telah dicabut oleh Allah, saat manusia biadab yang hobi menjajah ini, jatuh tersungkur dari kuda tunggangannya.

Pada tahun  1251 M, Hulagu Khan yaitu seorang keturunan  Genghis Khan, (cucunya) dilantik menjadi pewaris tahta kekaisaran Mongol, pada saat itulah Hulagu kan berjanji untuk meneruskan cita-cita kakeknya untuk menguasai seluruh penjuru dunia. Ia memiliki ekspektasi yang mungkin melebihi kakeknya,sat itu sehingga berbagai cara di tempuh untuk mewujudkannya.

Untuk merealisasikan impian ini, Hulagu Khan mengumpulkan  kekuatan tentaranya di Asia Tengah selama 2 tahun sebelum mereka melancarkan serangan ke  umat Islam yang bernaung di bawah keKhilafahan Abasiyyah saat itu.

Pada tahun 1253M, Hulagu Khan memulai ekspedisi penaklukannya pada wilayah Khilafah Abasiyyah.

Tentara Mongol yang telah menaklukan 200 kota dalam masa hanya 2 tahun ini dan berhasil bergerak jauh dalam satu hari serta memiliki peralatan peperangan yang canggih.

Peralatan perang yang canggih itu merupakan hasil invansi panglima perang mereka. Semua itu  akhirnya menjadikan merekamemiliki kekuatan yang pilih tanding. Mereka mampu menusuk dan  masuk ke jantung kekuatan Khilafah Abasiyyah. Akhirnya pada tahun 1258M, Baghdad, yang saat itu merupakan ibu kota Khilafah Abasiyyah, isa di taklukan oleh mongol, atau  jatuh ke tangan tentera Tartar.

Kejatuhan Baghdad & Surat Hulagu Khan

Kejatuhan Baghdad merupakan satu peristiwa yang sangat memprihatinkan dalam sejarah umat manusia dan dinasti Islam. Dengan datangnya 200 ribu tentara mongol ke bagdad,  tentara Monggol telah  membunuh 1.8 juta kaum muslimin yang berada di kota Baghdad dengan cara kejam dan biadap tanpa ada rasa perikemanusiaan sama sekali.


Pembunuhan yang mereka lakukan itu dimulai dari tentara dinasti yang jumlahnya 50.000. semua di habisi tanpa kecuali, setelah itu hulagu khan menghabisi penduduk sipil orang dewasa laki laki, orang tua, kemudian wanita wanita muslimah di perkosa dan di nodai setelah itu dbunuh dipotong lehernya. tak terkecuali anak anakpun mereka bantai tanpa ampun.


Jumlah total yang mereka bantai berkisar antara 1,8 sampai dengan  2 juta manusia yang di potong lehernya dan di kumpulkan jadi satu tempat dan disusun menyerupai piramida yang ada di mesir.

keluarga raja semua di bunuh dan sultan terakhir dinasti abbasyiah (Khalifah umat Islam) pun tak luput dari pembunuhan tentara hulaghu khan dengan cara kejam di gulung hidup hidup dengan  permadani, kemudian setiap tentaran hulaghu khan menginjak nginjak sang kholifah dengan kuda yang di tungganginya.


Selama 3 tahun setengah, umat Islam hidup tanpa Khalifah. Tidak cukup dengan itu, tentera Tartar yang biadab ini memusnahkan banyak kitab-kitab karangan cendiakawan-cendiakawan di Baghdad dengan mencampakkannya ke dalam laut sehingga air laut menjadi kehitaman akibat banyaknya kitab-kitab tersebut.


Hulagu Khan tidak berhenti di sini saja. Setelah berhasil  menaklukan Baghdad, dia mengutus delegasi Mongol ke Mamluk Mesir yang sekaligus adalah mata mata tentara mongol, yaitu kepada Sultan Muzaffar Saifuddin Qutuz. Delegasi ini datang dengan membawa surat dari Hulagu Khan. Surat Hulagu Khan ini berbunyi :
Dari Raja Segala Raja di Timur dan Di Barat, Khan Yang Agung Kepada Qutuz sang Mamluk yang lari dari pedang-pedang kami!
Kamu seharusnya berfikir mengenai apa yang telah terjadi pada kebanyakan  negara-negara yang lain dan menyerah kepada kami.
Kamu pun mesthinya telah mendapatkan khabar berita bagaimana kami telah menawan kekaisaran yang begitu besar, menyucikan bumi ini dari kerusakan yang menghinakan. Kami telah menguasai kawasan yang begitu luas dan membunuh semua manusia dengan kejam. dan kamu pun  tidak akan terlepas dari kerakusan dan kekejaman tentera kami!
 Ke mana lagi kamu ingin lari? Jalan mana lagi yang kamu akan gunakan untuk melepaskan diri dari kami? Kuda-kuda kami berlari kencang, anak-anak panah kami tajam, pedang-pedang kami bagaikan guruh yang menakutkan, hati-hati kami keras bagaikan batu gunung, laskar-laskar kami jumlahnya banyak, bahkan tak terbilang. Benteng-benteng kokohmu tidak akan dapat menghalang kami, senjata-senjata yang kau miliki tidak akan dapat membendung kami. Do’a kamu tidak akan membawa manfaat apa-apa atas kami. Kesedihan dan ratapan tidak kami pedulikan. Hanya mereka yang merayu untuk perlindungan kami akan selamatkan.

Bersegeralah dalam membalas surat ini sebelum api peperangan kami mulai. Jika kamu melawan, maka pasti kamu akan menderita dan tersiksa dengan kehancuran yang dahsyat. Kami akan menghancurkan masjid-masjid kamu dan membuktikan kelemahan Tuhan kamu. Kemudian kami akan membunuh anak-anak kamu dan orang-orang tua di kalangan kamu.
Kini, hanya kamulah satu-satunya musuh yang perlu kami hadapi.
Setelah menerima surat tersebut, Saifuddin Qutuz tidak gentar sedikitpun. Bahkan beliau dengan berani membunuh delegasi Mongol yang sekaligus mata-mata tartar itu. dan kepala  mereka di gantung di pintu kota Mesir. (catatan : Islam tidak membenarkan membunuh delegasi asing yang diutuskan. tetapi karen utusan tersebut tugas prinsipnya sebagai mata-mata tentara dari  hulghu kan, maka spionase yang berpura pura sebagai utusan itu, di bunuh oleh Saifuddin Qutuz. inilah pendapat kebanyakan ahli sejarah .

Marahnya Tentara – Tentara Allah

Saifuddin Qutuz mulai mengumpulkan tentaranya dan berhasil terkumpul sebanyak 20.000 orang tentera. Mereka telah sepakat dan memutuskan untuk meyerang tentera Mongol di luar kota Mesir yaitu melakukan tindakan ofensif terhadap tentara Mongol. 

Tentara-tentara Allah ini mulai bergerak ke luar kota Mesir menuju ke arah Palestina dan bertemu dengan tentara Tartar yang diketuai komandannya, Kitbuqa di Ain Jalut. Maka terjadilah peperangan yang amat dahsyat diantara kedua belah pihak. 

Ditengah peperangan yang sedang berkecamuk itu, Saifuddin Qutuz membuka topeng besinya dan menunggang kuda menuju ke tengah medan pertempuran dan memberi motivasi kepada tentaranya agar berjuang habis-habisan dan memburu syurga Allah. Beliau bertakbir beberapa kali dan terus maju ketengah- tengah musuh.

 Dalam perang Ain Jalut itu, istri Sultan Saifudin Qutuz, yang bernama Jullanar turut serta. Saat Jullanar sedang sakit, Saifudin Qutuz memapahnya dan berkata : ”Wahai Kekasihku”.
dan  Jullanar membalas dengan berkata : ”Wahai Saifuddin, besarkan  kasih kamu terhadap Islam”.


Setelah itu, Saifuddin Qutuz  kembali ke medan tempur dan akhirnya pada hari Jumat, 25 Ramadhan 658H, bersamaan dengan 3 September 1260M tentara-tentara Allah ini telah memperoleh kemenangan ke atas tentera Tartar di Ain Jalut.

Tentara Tartar yang tidak pernah terkalahkan ini hancur berkeping keping dan hampir tidak tersisa.

Kesombongan dan kepongahan hulaghu khan lewat surat tantangannya ke syaifudin qutuz, di jawab dengan peperangan gagah berani yang  akhirnya membuat seluruh tentara dan raja hulaghukhan yang tidak lain adalah cucu gengis khan,  tersungkur dihadapan Alloh lewat mata pedang kaum muslimin dan tidak mampu menebus kembali kekalahan mereka di Ain Jalut.

Kisah kepongahan dan kesombongan manusia kafir Hulaghu khan telah tamat untuk selama lamanya. kekuasaan yang mereka rintis untuk bercita cita menguasai dunia dengan cara biadap, selama 40 tahun telah tamat di tangan tentara Alloh lewat pertempuran di bulan Ramadhan di ain jalut.
Saifuddin Qutuz telah berjaya, dan berhasil mengembalikan kewibaan Islam dan Kaum muslimin. Saifuddin Qutuz telah mengharumkan dan mengembalikan ketinggian martabat kaum muslimin.
Tapi......
Sayang, seribu sayang pahlawan besar , panglima besar penyelamat kaum muslimin yang berhasil menghadapi hulaghu khan dan menumpas seluruh kekejaman tentara mongol hanya dalam tempo  9 bulan ini,(yaitu tepat di bulan Ramadhan ) namanya tidak pernah banyak di kenal oleh kaum muslimin di bandingkan dengan musuh umat muslim yang bernama GENGIS KHAN maupun cucunya yang bernama Hulaghu khan.

Yang muncul justru fitnah fitnah terhadap beliau akibat membunuh mata mata musuh yang sekaligus sebagai pengantar surat tantangan  kepada Sultan Saifudin Qutuz.

Sultan Saifudin Qutuz wajib kita kenang dan kita wariskan semangat heroik dan keberhasilannya dalam menumpas tentara biadap, pasukan berhati iblis, pimpinan cucu gengis khan yang tidak lain adalah Hulaghu khan di Ain Jalut dekat palistina.

Jangan akibat propaganda musuh-musuh kaum muslimin yang terus membelokkan sejarah perjuangan tentara Alloh ini, maka pahlawan sekelas dan sebesar Saifuddin Qutuz , mampu untuk tidak banyak  di kenal lagi,oleh generasi baru Islam.

Mereka lebih mengenal  gengis khan (jengis khan) dan Hulaghu khan ketimbang  pahlawan besar kaum muslimin di Ain Jalut, Saifuddin Qutuz.

pak j

Tidak ada komentar:

Posting Komentar