Minggu, 03 Juni 2018

SEJARAH DAN KIPRAH ULAMA BESAR NU KH. HASYIM ASY'ARI

Pesantren Tebu ireng saat ini 2018
Hasyim Ashari Kyai Haji Pondok Gedang. Jombang 14 Februari 1871
sampai Tebuireng Jombang 25 Juli 1947.beliau seorang ulama terkemuka dan salah seorang perintis berdirinya jam'iyah Nahdlatul Ulama NU.

 selain Perintis Ia juga tokoh yang paling banyak memberi isi dalam perkembangan organisasi itu.

 Ia pendiri pondok pesantren Tebuireng Jombang.

 Ia juga berasal dari keluarga Kyai, keluarga taat beragama, dan cinta ilmu pengetahuan.
 dilahirkan dan dibesarkan dalam lingkungan pondok pesantren,
sehingga jiwanya sejak kecil sudah melekat pada tradisi pesantren.

Hasyim Asy'ari mula-mula belajar pada ayahnya sendiri, kemudian bergabung bersama santri lainnya di pondok pesantren ayahnya. Sejak kecil sudah tampak kecerdasan dan kesungguhannya dalam menuntut ilmu. Minat baca nya sangat tinggi sehingga yang dibaca bukan hanya buku-buku pelajaran melainkan juga buku lain.

 Ketika berusia 13 tahun Ia masuk pondok pesantren Wonokoyo di Probolinggo. Kemudian pindah ke pesantren pelangitan di Trenggilis. 2 tahun kemudian ia belajar di pesantren Bangkalan, Madura. Ia tidak lama disini ia pindah lagi ke pesantren Siwalan Panji Sidoarjo pimpinan Kyai Yaqub.

 Akhlaknya yang terpuji ketekunan, dan kecerdasannya memikat gurunya, Kyai Yakub, dan karena itu ia dinikahkan dengan putrinya Khodijah. Pernikahan ini terjadi pada tahun 1892.

download wondershare filmora disiniWondershar Filmora editing video

Tidak berapa lama setelah menikah Hasyim berangkat ke Mekah bersama istri dan mertuanya. Tujuannya disamping beribadah juga memperdalam ilmu pengetahuan agama. Dasar pengetahuan agama yang telah dimilikinya Selama belajar di pondok pesantren memudahkan baginya untuk memahami pelajaran di Mekkah.

 Hasyim Asy'ari sangat tertarik pada ilmu hadits dan tasawuf dan ini yang membuatnya di kemudian hari senang mengajarkan hadis dan tasawuf.
 Sesudah 7 bulan di Mekkah istrinya melahirkan seorang Putra yang diberi nama Abdullah. Namun beberapa hari setelah melahirkan istrinya meninggal, kemudian disusul putranya yang baru berusia 40 hari. untuk menghilangkan rasa dukanya Kyai Yakub mengajak menantunya
 Hasyim pulang ke Indonesia.

Tahun berikutnya Hasyim kembali melanjutkan pelajarannya di Mekkah. Kali ini ia disertai adiknya, Anis.
Selama 7 tahun di Mekah yang melengkapi dirinya dengan berbagai pengetahuan yang bermanfaat, khususnya ilmu-ilmu agama. usahanya tidak sia-sia. berkat ketekunan dan kesungguhannya, Hasyim Ashari berhasil menyelesaikan pendidikannya dan menjadi ulama yang luas dan dalam pengetahuannya. Karena itu ia digelari hadratus asy Syekh .

Mengajar merupakan profesi yang ditekuninya sejak muda. Sejak masih di pondok pesantren ia sering dipercaya mengajar santri-santri yang baru masuk oleh gurunya.

Bahkan ketika di Mekkah Ia pun sudah mengajar. sepulang dari Mekah ia membantu ayahnya mengajar di pondok ayahnya, Pondok Nggedang.

 Kemudian ia mendirikan pondok pesantren sendiri di desa Tebuireng Jombang. Hasyim Asy'ari sengaja memilih lokasi yang penduduknya dikenal banyak penjudi, perampok, dan pemabuk.


 Mulanya pemilihan itu ditentang oleh sahabat dan sanak keluarganya. Akan tetapi, Hasyim Ashari meyakinkan mereka bahwa dakwah Islam harus lebih banyak ditujukan kepada masyarakat yang jauh dari kehidupan beragama.



Akhirnya Pesantren itu tumbuh dan berkembang dengan pesat. Santri yang semula hanya berjumlah 28 orang bertambah terus dari tahun ke tahun sampai mencapai Ribuan Orang.

 Mereka datang dari berbagai pelosok tanah air.

 Kehidupan Kyai Hasyim Ashari banyak tersita untuk pembinaan santri-santri itu.

Dalam kehidupan sehari-hari Kyai Hasyim Asy'ari dikenal sebagai orang yang sangat disiplin dengan waktu.

 Waktunya diatur sedemikian rupa sehingga tidak sedikit pun yang berlalu tanpa aktivitas yang berarti.

 Biasanya ia mengajar sejam sebelum dan sejam sesudah sholat 5 waktu.Ia terbiasa mengajar sampai larut malam.
Pada bulan Ramadhan, ia mengajar hadits Bukhari dan Muslim yang diikuti oleh santri dari berbagai pesantren untuk mendapat ijazahnya. Demikianlah kerja rutin Kyai Hasyim, seluruh waktunya diabdikan untuk agama dan ilmu.


Pada tahun 1926 bersama Kyai Haji Abdullah Wahab Hasbullah dan sejumlah ulama lainnya di Jawa Timur Kyai Hasyim memprakarsai lahirnya jam'iyah Nahdlatul Ulama.

Sejak awal berdirinya Kyai Hasyim dipercaya memimpin organisasi yaitu sebagai Rois Akbar. jabatan ini dipegangnya dalam beberapa periode kepengurusan.

Pada tahun 1930 dalam Muktamar Nu ke-33 I Hasyim selalu sabar menyampaikan pokok-pokok pikiran mengenai organisasi NU. Pokok-pokok pikiran inilah yang kemudian dikenal sebagai Qanun asasi jam'iyah NU( undang-undang dasar jam'iyah NU). Intisari dari Qanun asasi itu mencangkup:
1. latar belakang berdirinya jam'iyah NU.
2 hakikat dan jati diri jam'iyah NU.
3. Potensi umat yang diharapkan akan menjadi pendukung NU.
4 Perlunya ulama bersatu (Ijtima)' saling mengenal (ta'aruf) rukun bersatu (Ittihad) dan saling mengasihi satu sama lain (takalluf) di dalam satu wadah yang dinamakan NU
5 keharusan warga NU bertaqlid pada salah satu pendapat Imam mazhab yang empat: Hanafi Maliki, Syafi'i dan Hambali.

Diceritakan oleh H. Abubakar Atjeh dalam sejarah hidup Kyai Haji Abdul Wahid Hasyim bahwa pada tahun 1937 datang seorang Amtenar tinggi penguasa Belanda menjumpai Kyai Hasyim untuk menyampaikan tanda kehormatan pemerintah Belanda kepadanya berupa sebuah bintang emas. Dengan tegas Kyai Hasyim menolak pemberian itu karena kuatir keikhlasan hatinya beramal akan ternoda oleh hal-hal yang sifatnya materiil.

 Tidak mudah meluluhkan cita-cita Kyai Hasyim sebab Ia adalah ulama berpendirian Teguh pantang mundur.

Pada masa revolusi fisik melawan penjajah Belanda tersebut, Kyai Haji Hasyim dikenal karena ketegasannya terhadap penjajah dan seruan jihad yang menggelorakan para santri dan masyarakat Islam. Ia mengajak mereka untuk berjihad melawan penjajah dan menolak bekerjasama dengan penjajah.

Demikian pula halnya di masa pemerintahan Jepang. Pada tahun 1942, tatkala penguasa Jepang menduduki Jombang, KH. Hasyim ditangkap dan dimasukkan ke dalam tahanan. Lalu diasingkan ke Mojokerto untuk ditawan bersama-sama dengan serdadu-serdadu sekutu. Berbulan-bulan Iya mendekam dalam penjara tanpa mengetahui kesalahan apa yang dituduhkan atas dirinya.

 Hasyim pernah menjabat Ketua Besar Masyumi ketika itu menjadi anggota. Dalam suatu kesempatan pidato di hadapan ulama seluruh Jawa pada tanggal 30 Juli 1946 di Bandung Kyai Haji Hasyim melontarkan kritik tajam terhadap kekejaman Belanda dan menghimbau agar tetap waspada terhadap politik bangsa Jepang. Kedua bangsa itu dicap kafir dan umat Islam dilarang mempercayai orang-orang kafir. Nama Kyai Haji Hasyim Asy'ari diabadikan menjadi Universitas  (1969) dalam lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng Jombang.
Di ambil dari ensiklopedi Islam

Pak J.

Demikianlah pada tahun 1899 di Tebuireng berdiri sebuah pondok yang sangat sederhana. bertahun-tahun Kyai Hasyim membina pesantren nya menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, terutama dari masyarakat sekelilingnya.


KYAI HAJI Hasyim Asy'ari saat mengajar


Masjid Tebu Ireng tahun 1950-an. Sumber foto: AM Yasin & Fathurrahman Karyadi, Profil Pesantren Tebu Ireng, Pustaka Tebu Ireng:2011

2 komentar: