Senin, 01 Januari 2018

NEGERI YANG KEHILANGAN SENYUM

Dahulu negeri Nusantara kita ini,di kenal sebagai negeri yang gemah ripah
loh jinawi,toto tentrem karto raharjo.murah kang sarwo tinuku  gampang kan sarwo tinandur, masyarakatnya di kenal sebagai masyarakat ramah tamah.

Masihkah negeriku saat ini, seperti yang dialami nenek moyangku? pengakuan itu, untuk sebagian orang ,mungkin jawabnya masih "Ya" tapi untuk sebagiannya lagi barang kali lebih tepatnya sudah mulai berkurang jauh, kalau kita menggunakan istilah "Tidak",  sudah di larang.
Dahulu begitu kata banyak orang , entah kapan itu waktunya juga tidak jelas, masih banyak kita temui bapak ibu petani ,pakde dan bude tani di desa , mereka sangat ramah dan tidak banyak curiga terhadap orang baru yang memang datang ke desa mereka.

Tapi, saat ini kita akan melihat pemandangan yang sedikit bergeser jika ada tamu datang ke desa mereka berada. walau demikian tidak serumit dan se seram tulisan yang anda baca ini, hanya ada pergeseran, walau sedikit.

apakah pakde dan bude tani itu keliru? apakah mereka salah? .......oh sama sekali tidak. mereka bersikap berbeda itu karena ada beberapa hal yang membuat pakde dan bude bersikap seperti itu.
apa di antaranya
1. Tayangan telivisi yang sering mereka tonton . emang kenapa? mereka sering melihat sifat angkuh, dan karakter curiga pada orang lain, yang di pertontonkan di sinetron TV . hal itu banyak mempengaruhi sikap mereka.

2.Tauladan dari pemimpin yang mereka dengar dan tonton di TV, membuat mereka meniru hal yang sama, loh apa itu?, gesekan kepentingan lewat partai dan siyasah dalam bertarung merebutkan jabatan  yang saling merendahkan derajat kemausiaan. yang demikianpun turut andil besar dalam ikut merubah karakter bangsa ini .
terus apa kaitanya dengan ramah dan senyum yang hilang pada bangsa ini. Kalau di lihat sekilas memang tidak terjadi hal yang mengkuatirkan, tapi kalau kita teliti lebih rinci
tayangan sinetron, dan prilaku para calon pemimpin dalam memperebutkan jabatan lewat politik itu secara langsung atau tidak mengajari orang curiga, dari sifat curiga dan prilaku curiga yang sering mereka lihat, mau tidak mau mengajari pada pakde dan bude tani didesa  untuk berprilaku yang sama.

kalau curiga terus berlanjut maka senyum yang menjadi ciri kas Ramah warga Nusantra lambat laun juga menghilang. Masak curiga sambil senyam senyum ?
Islam Jauh Hari telah mengingatkan kita lewat Qur'an  surat al Hujurot ayat 12


12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

 Jangan berprasangka dan curiga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar