Sabtu, 20 Januari 2018

DAN AHMAD DARI SEMUA BANGSA AKAN DATANG" (HAGGAI, ii.7

MUHAMMAD SAW DALAM PERJANJIAN LAMA

Oleh PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI B.D.
(Wafat 1940) Dahulu Uskup Uramiah, Kaldea.
Alih Bahasa Oleh: H.W. Pienandoro SH


Kira-kira dua abad sesudah keruntuhan yang tidak disesalkan dari kerajaan Israel yang pemuja berhala , dan semua penduduknya dari sepuluh suku bangsa dideportasikan
ke Asiria, Jeruzalem dan kuil Suleiman yang mulia dihancur ratakan dengan tanah oleh orang Kaldea, dan sisa orang Judah dan Benjamin yang tidak terbunuh diangkut ke Babilonia. Sesudah masa tujuh puluh tahun dalam tangkapan, orang-orang Yahudi itu diizinkan kembali ke negaranya sendiri dengan kekuasaan penuh untuk membangun kembali kota dan kuil mereka yang sudah hancur. Ketika fondasi rumah Tuhan yang baru diletakkan, terdengarlah teriakan gembira yang gegap gempita dan seruan-seruan dari orang-orang yang berkumpul, orang-orang tua laki-laki dan perempuan yang telah pernah melihat keindahan kuil Suleiman sebelumnya menangis dengan pahit. Pada peristiwa yang khidmat inilah Yang Maha Kuasa telah berkenan mengirimkan utusanNya Nabi Haggai menghibur kumpulan orang-orang yang sedih itu dengan pesan yang penting:


"Dan Aku akan menyalami semua bangsa, dan Himdah semua bangsa akan datang; dan Aku akan memenuhi rumah ini dengan keagungan, firman Tuhan rumah itu. Milikku adalah perak, milikKu adalah emas, firman Tuhan rumah itu, keagungan rumahKu yang terakhir akan lebih besar daripada rumahKu sebelumnya, firman Tuhan rumah itu; dan di tempat ini Aku akan memberikan Shalom, firman Tuhan rumah itu." (Haggai, ii.7)


Saya telah menterjemahkan ayat di atas dari satu-satunya copy Injil yang ada pada saya yang seorang sepupu wanita saya, seorang Asiria, telah meminjamkan Kitab tersebut yang berbahasa asli logat wanita itu. Tetapi marilah kita konsultasikan dengan Injil versi bahasa Inggris yang kita dapati telah menterjemahkan kata Ibrani asli "himda dan shalom" sebagai "ingin" (desire) dan "damai" (peace).


Para komentator agama Yahudi dan Kristen sama-sama memberikan arti yang sangat penting kepada janji ganda (himdah dan shalom) yang ada dalam ramalan tersebut. Kedua mereka memahami adanya ramalan kenabian dalam kata himda itu. Benar, inilah ramalan indah yang ditegaskan oleh formula Injil yang biasa tentang sumpah suci , "kata Tuhan Sabaoth" yang diulang empat kali. Apabila ramalan ini dipahami dalam pengertian abstrak, kata himda dan shalom sebagai "ingin" dan "damai", maka ramalan itu menjadi tidak lebih daripada sebuah aspirasi yang tidak bisa dimengerti. Namun bila istilah himda itu kita pahami sebagai sebuah gagasan nyata, seorang pribadi dan suatu kenyataan dan dalam kata shalom bukan suatu keadaan, tetapi suatu kekuatan yang hidup dan aktif serta agama yang secara pasti telah dibangkitkan, maka ramalan ini harus diterima sebagai benar dan telah terpenuhi dalam pribadi Ahmad dan kebangkitan agama Islam. Karena himda dan shalom atau shlama artinya sama dengan Ahmad dan Islam.

Sebelum mencoba untuk membutkikan telah terpenuhinya ramalan ini, ada baiknya untuk menerangkan etimologi dari dua kata itu - himda dan shalom - seringkas mungkin.

a.       Himda - Ayat dalam teks asli bahasa Ibrani itu berbunyi: "ve yavu himdath kol haggoyim," yang secara harfiah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris akan berbunyi: "will come the Himda of all nations." Huruf akhir hi dalam bahasa Ibrani seperti juga dalam bahasa Arab, diganti dengan th, atau t, bila dalam kasus kata empunya (genitive case). Kata itu berasal dari bahasa Ibrani kuno atau lebih tepat bahasa Aramia, akar kata "hmd" (konsonan diucapkan "hemed"). Dalam bahasa Ibrani biasanya hemed dipergunakan dalam arti hasrat, merindukan, selera, gairah. Perintah kesembilan dari Kitab Decalogue ialah "Lo tahmod ish reikha" (kamu tidak boleh merindukan isteri tetanggamu). Dalam bahasa Arab kata kerja himda, dari konsonan hmd, berarti; "memuji" dan sebagainya.< Ahmad: kedatangan akan Israel orang-orang kepada memberitahukan Jesus bahwa menyatakan (61:6) Qur?an Al Suci Kitab menentukan. dan terbantahkan tidak tetap Himda untuk Arab bahasa bentuk adalah Ahmad kenyataan diterima, yang itu kata arti dua dari manapun Yang dirindukan? atau dihasratkan, didambakan, sangat daripada selain terkenal dipuji lebih Apakah

"Dan ketika Jesus,putra Maryam berkata: "Hai bani Israel, aku diutus oleh Allah untuk menegaskan Kitab Taurat yang sebelum aku, dan untuk memberitakan seorang Utusan yang akan datang sesudah aku yang bernama Ahmad." Namun setelah dia datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang jelas, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."
Injil Yohanes yang ditulis dalam bahasa Yunani mempergunakan kata Paracletos, sebuah bentuk bahasa yang tidak dikenal oleh literatur klasik Yunani. Tetapi Peryclytos, yang persis sama dengan Ahmad dalam pengertian "terkenal" (illustrious), "mulia" (glorious) dan "terpuji" (praised), dalam tingkat superlatif, seharusnya itulah terjemahan dalam bahasa Yunani untuk Himda atau Hemida dalam bahasa Aramia sebagai bahasa yang dipakai oleh Jesus. Astaga! tidak ada Injil yang masih tersisa dalam bahasa asli yang dipergunakan Jesus!


b.      Tentang etimologi dan pengertian kata shalom, shlama, dan dalam bahasa Arab salam, Islam, saya rasa tak perlu menyeret pembaca ke dalam detail linguistik. Setiap pakar bahasa Semit mengetahui Shalom dan Islam berasal dari satu akar yang sama dan bahwa keduanya berarti damai, penyerahan diri, dan ketawakalan.
Dengan kejelasan masalah ini saya ingin memberikan sedikit eksposisi tentang ramalan Haggai ini. Agar dapat mengerti dengan lebih baik, biarlah saya kutip ramalan lainnya dari buku terakhir dari Perjanjian Lama yang disebut Mallachai, atau Mallakhi, atau dalam versi yang sah, Malachi (pasal. iii, I):

"Perhatikanlah, Aku akan mengirimkan UtusanKu, dan ia akan menyiapkan jalan sebelum aku; tiba-tiba dia datang ke kuilnya. Dia ialah ADONAI - yaitu Tuan (Lord)) yang kalian inginkan, dan Utusan dari Perjanjian (Covenant) dengan siapa kalian merasa senang. Lihatlah dia datang, kata Tuhan. 


Lalu bandingkan dengan firman Allah yang misterius dan penuh kebijakan yang tersimpan dalam ayat suci dari Al Qur'an: "Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hambaNya pada satu malam hari dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang diberkati kelilingnya, untuk Kami perlihatkan kepadanya tanda-tanda Kami! Sesungguhnya Dialah Yang Mendengar, Yang Melihat." (Q. 17:1)


Bahwa orang yang tiba-tiba datang ke kuil sebagaimana diramalkan oleh kedua dokumen Injil tersebut di atas adalah Nabi Muhammad saw yang dimaksudkan dan bukan Nabi Isa as, argumentasi berikut kiranya sudah cukup bagi pengamat yang tidak memihak:
  1. Pertalian "darah", hubungan dan keserupaan antara dua tetogram Himda dan Ahmd, dan identitas akar kata hmd dari mana berasal kedua substansi itu sama sekali tidak menimbulkan keraguan apapun bahwa subyek dalam kalimat: "dan Himda dari semua bangsa akan datang" adalah Ahmad; dengan kata lain Muhammad. Tidak ada hubungan etimologis apapun antara himda dan nama-nama lain seperti "Jesus", "Kristus", "Penyelamat", bahkan tidak satu huruf matipun (konsonan) yang serupa di antara nama-nama lain tersebut.
     
  2. Bahkan kalaupun diperdebatkan bahwa bentuk bahasa Ibrani untuk Hmdh (baca himdah) dalam arti substantif yang abstrak "hasrat, nafsu, kerinduan, dan pujian," maka argumentasi itu tetap menguntungkan tesis di atas (No.1); karena  bentuk bahasa Ibrani dalam etimologi akan persis sama dalam arti dan keserupaan, atau mungkin lebih baik dikenali sebagai bentuk bahasa Arab Himdah. Dalam pengertian yang manapun yang anda kehendaki dari tetogram Hmdh, hubungannya dengan Ahmad dan Ahmadisme adalah menentukan dan final, dan tidak memiliki hubungan apapun dengan Jesus atau Jesusisme! St Jerome dan sebelum dia juga para pengarang Septuagint telah mempertahankan tanpa perubahan bentuk kata Ibrani Hmdh, dan tidak (instead of) menuliskan dalam bahasa Latin "cupiditas" atau bahasa Seek "euthymia" sebagai gantinya, maka sangatlah mungkin bahwa para penterjemah yang diperintahkan oleh Raja James I juga akan telah mereproduksi bentuk yang asli dalam Versi Resmi (Authorized Version), dan Masyarakat Injil telah meniru dalam terjemahan mereka ke dalam bahasa yang Islami. 

     
  3. Kuil Zorobabel harus lebih mulia dari pada kuil Suleiman karena, seperti diramalkan oleh Mallakhi, Nabi Besar atau Utusan dari Perjanjian (Covenant) "Adonai" atau Sayid dari para utusan akan berkunjung secara tiba-tiba, sebagaimana telah dengan sebenarnya diperbuat oleh Nabi Muhammad selama dalam perjalanan malam ajaibnya (Isra' mi'raj) seperti diungkapan dalam Al Qur'an! Kuil Zorobabel diperbaiki atau dibangun kembali oleh Herod Agung. Dan Jesus, tentunya pada setiap kesempatan dari kunjungannya yang sering ke kuil itu, memberikan kehormatan kepada kuil itu dengan pribadinya yang suci dan kehadirannya. Benarlah setiap kehadiran dari para Nabi di Rumah Tuhan itu telah menambahkan kebanggaan dan kesucian pada tempat suci itu. Namun sejauh itu, paling tidak haruslah diakui, bahwa Injil, yang mencatat kunjungan Kristus ke kuil itu serta pelajarannya di kuil itu, tidak berhasil menyebutkan adanya orang-orang diantara para pendengarnya yang menerima ajaran Jesus itu. Semua kunjungannya ke kuil itu dilaporkan sebagai berakhir dengan pertentangan yang pahit dengan para pendeta Farisi yang tidak mempercayainya! Juga harus disimpulkan bahwa Jesus bukan saja tidak membawa "perdamaian" kepada dunia sebagaimana dia nyatakan secara sengaja (Matius xxiv, Markus xiii., Lukas xxi.), tetapi dia bahkan meramalkan pemusnahan total dari kuil itu (Matius x.34, dst.) yang terbukti kurang lebih 40 puluh tahun kemudian oleh orang-orang Roma, pada saat penyebaran (exodus) orang Israel disempurnakan.

     
  4. Ahmad, sebagai bentuk kata lain nama Muhammad dan dari akar kata dan pengertian yang sama, yiatu "terpuji" selama perjalanan malamnya mengunjungi tempat suci dari reruntuhan kuil, seperti tersebut dalam Al Qur'an, dan di sana sini, menurut tradisi (al Hadith) yang suci berulangkali dia ucapkan kepada para sahabatnya, mengimami sholat dan dzikir kepada Allah yang dihadiri semua Nabi; dan kemudian bahwa Allah "memperjalankannya di malam hari dari Mesjid yang suci ke Mesjid yang jauh yang diberkati Allah sekelilingnya agar Allah dapat menunjukkan kepadanya Tanda-Tanda Allah." (Q.17:1) kepada nabi yang terakhir. Bila Musa dan Ilyas dapat muncul secara jasmaniah di bukit transfigurasi, mereka dan ribuan Nabi-Nabi lainnya juga dapat muncul di lapangan kuil di Jeruzalem; dan itu terjadi dalam "kunjungan yang mendadak" Nabi Muhammad ke "kuilnya" (Matius iii.1) bahwa Tuhan benar-benar telah memenuhinya "dengan kemuliaan." (Haggai ii)

    Bahwa Aminah, janda Abdullah, keduanya meninggal sebelum kebangkitan Islam, telah memberikan nama kepada anak laki-lakinya yang yatim "Ahmad", nama yang patut yang untuk pertama kalinya dipakai dalam sejarah manusia, menurut keyakinan saya yang hina, adalah keajaiban yang terbesar yang menguntungkan Islam. Kalifah kedua., Hazrat Umar, membangun kembali kuil itu, dan reruntuhan Mesjid agung di Jeruzalem, dan akan tetap demikian hingga akhir zaman, merupakan monumen abadi dari kebenaran perjanjian yang telah dibuat oleh Allah dengan Ibrahim dan Ismail (Genesis xv.- xvii)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar