Minggu, 21 Januari 2018

NABI MUHAMMAD SAW DAN KAISAR CONSTANTINE

MUHAMMAD SAW DALAM PERJANJIAN LAMA
Oleh PROFESOR DAVID BENJAMIN KELDANI B.D.
(Wafat 1940) Dahulu Uskup Uramiah, Kaldea.
Alih Bahasa Oleh: H.W. Pienandoro SH

Barangkali ramalan yang paling indah dan paling nyata tentang misi suci manusia terbesar dan Utusan Allah yang termuat dalam pasal tujuh Kitab Nabi Daniel pantas untuk dipelajari dengan
serius dan dipertimbangkan tanpa memihak. Di dalamnya peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah manusia yang silih berganti dalam kurun waktu lebih dari seribu tahun diwakili oleh empat tokoh monster yang mengerikan dalam visi nubuah terhadap Daniel.

"Empat angin dari langit menderu terhadap samodera".
Binatang pertama yang keluar dari laut dalam ialah seekor singa yang bersayap; kemudian muncul 

Binatang kedua berupa seekor beruang yang menggigit tiga tulang iga di antara giginya. Yang ini digantikan oleh binatang ketiga yang mengerikan dalam bentuk seekor harimau yang memiliki empat sayap dan empat kepala. 
Binatang keempat yang lebih mengerikan dan kejam dari yang sebelumnya, adalah seekor monster dengan sepuluh tanduk di atas kepalanya, dan memiliki gigi-gigi besi dalam mulutnya.


 Selanjutnya sebuah tanduk kecil mencuat di tengah tanduk-tanduk lainnya namun sebelum itu ada tiga tanduk yang tanggal. Perhatikanlah, mata dan mulut manusia tampak muncul pada tanduk itu, dan mulailah mulut itu menyuarakan hal-hal besar menghujat Yang Maha Tinggi. Tiba-tiba di tengah langit itu terlihat visi dari Yang Abadi di tengah cahaya yang gemerlapan, duduk di atas Kursi cahaya api yang rodanya terbuat dari cahaya yang kemilau 1). 

Sungai cahaya mengalir dan melintas di hadapanNya; dan berjuta-juta mahluk langit memujaNya dan puluhan dan puluhan ribu dari antara mereka berdiri di hadapanNya. Dalam Gedung Pengadilan itu sedang ada sidang istimewa; buku-buku itu dibuka. Tubuh binatang itu dibakar dengan api, namun tanduk yang menghujat itu dibiarkan hidup hingga "Bar Nasha" - yaitu "Anak Manusia" dibawa ke atas di awan dan dihadapkan kepada Yang Maha Abadi dari Siapa beliau menerima kekuasaan, kehormatan dan kerajaan untuk selama-lamanya. Nabi yang heran itu mendekati seorang di antara mereka yang berdiri di dekatnya dan meminta padanya untuk menerangkan arti semua visi yang indah itu. Malaikat yang baik itu menafsirkan visi itu dengan cara begitu rupa sehingga seluruh misteri yang terbungkus dalam figurative atau bahasa dan bayangan (images) yang alegoris itu menjadi jelas.

Sebagai pangeran dalam keluarga kerajaan, bersama dengan tiga orang muda Yahudi, Daniel dibawa ke istana Raja Babilon di mana beliau di didik tentang semua ilmu pengetahuan orang-orang Kaldea. Beliau tinggal di situ hingga Penaklukan oleh orang Persia dan jatuhnya Kerajaan Babilon. Beliau telah meramal baik di bawah pemerintahan Nebukadnezzar maupun Darius. Para pengritik Injil tidak merujuk seluruh Buku itu sebagai karangan Daniel, yang hidup dan meninggal sekurang-kurangnya beberapa abad sebelum Penaklukan oleh orang Yunani, yang beliau sebut dengan nama "Yavan = Iona". Delapan pasal yang pertama, kalau saya tidak salah, ditulis dalam bahasa Kaldea dan bab-bab terakhir dalam bahasa Ibrani. Untuk singkatnya tujuan penulisan ini, tanggal dan hak karangan (authorship) atas buku itu bukanlah hal yang merupakan masalah penting sebagai pemenuhan yang sesungguhnya atas ramalan, yang termuat dalam versi Septuagint , yang telah dibuat kira-kira tiga abad sebelum Tahun Masehi.


Menurut tafsir yang dibuat oleh Malaikat, masing-masing dari empat binatang itu mewakili sebuah kerajaan. Singa yang bersayapkan garuda menunjuk pada kerajaan Kaldea, yang sangat berkuasa dan cepat seperti seekor garuda menyambar musuhnya. Beruang itu mewakili "Madai-Paris", atau Kerajaan Medo-Persia, yang meluaskan daerah taklukannya sejauh Laut Adriatik dan Ethiopia, dengan demikian menggigit sebuah tulang iga dari tubuh masing-masing dari tiga benua (Asia-Eropah-Afrika - Pen.) dari separuh dunia bagian Timur. Binatang ketiga yang memiliki sifat harimau - kecekatan dan keganasan, merujuk pada laju Aleksander Agung yang penuh dengan kemenangan, yang sesudah wafatnya kerajaannya yang luas terbagi menjadi empat kerajaan kecil.

Namun Malaikat yang menafsirkan visi itu tidak berhenti untuk menerangkan dengan rinci tiga kerajaan tersebut sebagaimana dia lakukan ketika menafsirkan binatang keempat. Di sini malaikat itu masuk dengan penekanan terhadap rincian (detail). Di sini pandangan dalam visi itu diperbesar. Praktis binatang itu adalah satu monster dan satu setan yang besar. Ini ialah Kekaisaran Romawi yang kejam. Sepuluh buah tanduk itu ialah sepuluh kaisar Romawi yang menindas ummat Kristen awal. Bukalah halaman sejarah dari Gereja yang manapun dalam tiga abad pertama hingga saat apa yang disebut sebagai konversi Constantine Agung, dan anda akan membaca tiada lain kecuali kengerian dari "Sepuluh Penindasan" (Ten Perscutions) yang terkenal.

Sejauh ini semua empat binatang itu mewakili "Kekuasaan Hitam" yaitu kerajaan setan, penyembah berhala.
Dalam hubungan ini biarlah saya membelokkan perhatian anda pada kebenaran yang kemilau yang tercakup dalam artikel yang sangat penting dalam Kepercayaan Islam: "Kebaikan dan Kejahatan itu dari Allah". Patut diingat bahwa orang Persia kuno percaya terhadap "kegandaan tuhan" atau dengan perkataan lain, Prinsip Kebaikan dan Cahaya, serta prinsip yang lainnya: Prinsip Kejahatan dan Kegelapan; dan bahwa "mahluk" (being) abadi ini adalah musuh-musuh abadi. Dapat diamati bahwa di antara empat binatang itu Kerajaan Persia diwakili oleh seekor beruang yang kurang ganas daripada, dan kurang sebagai binatang pemakan daging seperti halnya ketiga binatang lainnya; dan tambahan lagi sejauh beruang itu dapat menjelajah di atas kedua kaki belakangnya, beruang itu menyerupai manusia - setidak-tidaknya dari jarak tertentu.

Dalam semua buku-buku teologi dan keagamaan Kristen yang sudah saya baca, tidak pernah saya bertemu dengan pernyataan ungkapan satupun yang sama dengan apa yang termuat dalam Kepercayaan orang Islam: Tuhan ialah pencipta yang sesungguhnya dari kebaikan dan kejahatan. Artikel dari orang Muslim ini sebaliknya, adalah sangat menjijikkan bagi agama Kristen dan menjadi sumber kebencian terhadap agama Islam. Namun secara khusus dan jelas dinyatakan oleh Tuhan kepada Cyrus, yang Dia sebut "KristusNya". Dia mau agar Cyrus mengetahui bahwa tidak ada tuhan di samping Dia, dan menyatakan: "Aku ialah Pembentuk cahaya, dan Pencipta kegelapan, Pembuat perdamaian, dan Pencipta kejahatan; Aku ialah Tuhan yang melakukan semua ini (Yesaya xlv. 1 - 7). 

Bahwa Tuhan ialah pembuat kejahatan maupun kebaikan tidaklah sedikitpun bertentangan dengan gagasan kebaikan Tuhan. Pengingkaran terhadap semua itu adalah bertentangan dengan KeEsaan yang mutlak dari Yang Maha Kuasa. Apalagi, apa yang kita fahami sebagi "kejahatan" hanya memiliki akibat terhadap mahluk yang diciptakan, dan semua itu untuk pengembangan dan perbaikan mahluk-mahluk itu; tidak sedikitpun semua itu berakibat bagi Tuhan.

Nah marilah kini kita periksa dan temukan siapa gerangan Tanduk Kecil itu. Sesudah dengan pasti dan final menetapkan identitas dari sebelas raja, identitas Bar Nasha akan terselesaikan per se. Tanduk Kecil itu muncul sesudah Sepuluh Penindasan dalam pemerintahan kaisar-kaisar kerajaan Roma. Kerajaan itu sedang meliuk-liuk karena rivalitas empat orang, salah satu di antaranya ialah Constantine. Mereka semua berjuang untuk mendapatkan tahta; ketiga orang lain mati atau tewas dalam peperangan; dan Constantine tersisa seorang diri menjadi yang paling berkuasa dalam kerajaan yang luas itu.

Para komentator Kristen terdahulu dengan susah payah telah gagal mencoba mengidentifikasikan Tanduk Kecil yang jelek ini dengan mereka yang anti Kristus, dengan Paus di Roma oleh orang Protestan, dan dengan pendiri Islam (Tuhan melarang!). Tetapi para pengritik Injil yang kemudian tidak tahu apapun untuk memecahkan masalah empat binatang yang mereka ingin mengenalinya dengan Kerajaan Yunani dan Tanduk Kecil dengan Antiochus. Beberapa pengritik di antaranya, seperti Carpenter menganggap Kerajaan Medo Persia sebagai dua kerajaan terpisah. Tetapi kerajaan ini tidak lebih dua daripada Kerajaan Austro Hungaria yang sudah almarhum. Eksplorasi yang dilakukan oleh pakar dari Misi Ilmu Pengetahuan Perancis M. Morgan di Shushan (Susa) dan tempat lainnya memastikan hal itu. Karena itu tidak dapat lain bahwa binatang keempat itu adalah kerajaan Roma kuno.

Untuk menunjukkan bahwa si Tanduk Kecil itu tiada lain ialah Constantine, argumentasi berikut dengan aman dapat diberikan:
  1. Dia mengatasi Maximian dan kedua rival lainnya dan mengambil tahta serta mengakhiri persekusi terhadap agama Kristen. Buku Gibbon "The Decline and Fall of the Roman Empire" saya pikir adalah sejarah yang terbaik yang dapat memberikan petunjuk kepada kita tentang masa-masa itu. Anda tidak pernah dapat menemukan empat pesaing sesudah Sepuluh Penindasan atas Gereja kecuali Constantine beserta musuh-musuhnya yang tersungkur jatuh di hadapannya seperti tiga tanduk yang jatuh di hadapan si tanduk kecil.
     
  2. Semua keempat binatang itu dilukiskan dalam visi itu sebagai binatang yang irasional; tetapi si Tanduk Kecil memiliki mulut dan mata manusia yang dengan kata lain adalah pelukisan atas satu monster yang tersembunyi yang dibekali dengan akal dan kepandaian bicara. Dia memproklamirkan Kristen sebagai agama sejati, memberikan Roma kepada Paus dan menjadikan Byzantium yang disebut Konstantinopel sebagai ibukota kerajaan. Dia berpura-pura memeluk agama Kristen namun tidak pernah dibaptis hingga sesaat sebelum kematiannya. dan bahkan hal inipun masih sebagai masalah yang dipersoalkan. Legenda bahwa konversinya ke agama Kristen adalah sebagai akibat dari visi atas Salib yang ada di langit telah lama diletupkan sebagai sebuah pemalsuan lainnya, sebagaimana juga ceritera tentang Jesus Kristus disisipkan dalam "Antiquities of Josephus". 

    Kebencian empat binatang itu terhadap orang yang percaya akan Tuhan adalah brutal dan kejam, namun kebrutalan dan kekejaman dari Tanduk yang rasional itu adalah diabolik dan sangat jahat. Kebencian itu telah sangat merusak dan berbahaya bagi agama, karena hal itu ditujukan langsung untuk membelokkan Kebenaran dan Keyakinan. Semua serangan terdahulu dari empat kerajaan itu adalah dari orang-orang penyembah berhala: mereka menghukum mati dan menindas orang-orang beriman tetapi tidak dapat membelokkan kebenaran dan keyakinan. Constantine inilah yang masuk ke dalam jubah Jesus dalam bentuk sebagai orang beriman dan berpakaian domba, namun di dalam dirinya dia tidak pernah sama sekali sebagai orang beriman sesungguhnya. Betapa beracun dan berbahayanya kebencian ini dapat disimak dari yang berikut ini:
     
  3. Kaisar Tanduk berbicara tentang "hal-hal besar" atau "kalimat-kalimat besar" (dalam bahasa Kaldea "rorbhan") menentang Yang Maha Tinggi. Mengucapkan kata-kata hujatan terhadap Tuhan, menyekutukanNya dengan mahluk lain, dan menyebutNya dengan nama dan atribut yang tidak masuk akal, seperti "beranak" dan "diperanakkan", "kelahiran" dan "prosesi" (dari orang kedua dan ketiga), " keesaan dalam ketritunggalan" dan "penjelmaan kembali atau inkarnasi" adalah untuk mengingkari Ke EsaanNya.

    Semenjak Tuhan mengungkapkan wahyuNya kepada Nabi Ibrahim di Ur Kaldea hingga diumumkannya Kepercayaan dan Hukum dari Konsili Nicea serta diberlakukan dengan surat keputusan kaisar Constantine di tengah teror dan protes dari tiga perempat orang-orang beriman sesungguhnya dalam tahun 325 M, tidak pernah bahwa Ke Esaan Tuhan begitu secara resmi dan terbuka dihujat oleh dia yang berpura-pura menjadi ummatNya seperti Constantine dan kelompoknya yang terdiri dari orang-orang kafir eklesiastikal. Dalam artikel pertama dari serial ini saya telah menunjukkan kesalahan Gereja tentang Tuhan dan AtributNya. Saya tidak perlu lagi untuk masuk ke dalam masalah yang tidak enak ini, karena hal itu sangat menyakitkan diri dan menyedihkan saya bila saya melihat Nabi Suci dan Ruh Suci itu yang keduanya adalah mahluk yang mulia Tuhan, dipersekutukan dengan Dia Tuhan oleh mereka yang seharusnya mengetahuinya lebih baik..

    Kalau Brahma dan Osiris atau kalau Jupiter dan Vesta dipersekutukan dengan Tuhan, kita akan sekedar menganggapnya sebagai kepercayaan orang-orang penyembah berhala; namun bila kita melihat Jesus yang Nabi dari Nazareth itu dan satu dari antara jutaan ruh suci yang mengabdikan dirinya pada Yang Maha Abadi diangkat sebagai mahluk yang sama derajatnya dengan ketinggian Tuhan, kita tidak dapat menemukan sebuah nama bagi mereka yang begitu saja mempercayainya selain daripada apa yang ummat Islam telah selalu wajib menggunakannya, yaitu – sebutan "Gawun".

    Kini sejak si Tanduk tersembunyi yang mengucapkan kalimat besar, mengucapkan hujatan terhadap Tuhan, adalah seorang raja seperti diungkapkan oleh malaikat kepada nabi Daniel, dan karena raja itu adalah kaisar yang ke sebelas yang memerintah Roma dan menghukum mati orang-orang Tuhan, dia tidak bisa lain kecuali Constantine, karena surat keputusan dialah yang telah meproklamirkan kepercayaan terhadap trinitas dalam ketuhanan, suatu kepercayaan yang Perjanjian Lama sebagai dokumen yang hidup akan mencercanya sebagai penghujatan, yang baik ummat Yahudi maupun Islam membencinya. Kalau Tanduk itu lain daripada Constantine, lalu timbul pertanyaan "siapkah dia itu?". Dia sudah datang dan pergi, dan bukan seorang yang berpura-pura menjadi orang lain atau seorang yang anti Kristus yang baru di kemudian hari muncul, yang mungkin kita tak akan bisa mengetahui dan mengenalinya. Kalau kita tidak mengakui bahwa si Tanduk yang dimasalahkan itu sudah datang, lalu bagaimana kita harus menafsirkan empat binatang itu, yang jelas binatang yang pertama ialah Kerajaan Kaldea, yang kedua ialah Medo Persia, dsb.?

     Jika binatang keempat tidak mewakili Kerajaan Romawi, bagaimana kita bisa menafsirkan binatang ketiga dengan empat kepalanya, sebagai Kerajaan Aleksander yang pecah menjadi dua setelah kematiannya? Adakah kekuasaan lain yang menggantikan Kerajaan Yunani sebelum Kerajaan Romawi dengan sepuluh kaisarnya yang menindas orang-orang beriman pada Tuhan? Alasan yang tidak masuk akal dan ilusi tidaklah berfaedah. "Tanduk Kecil" itu pastilah Constantine, bahkan bila kita mengingkari ramalan nabi Daniel sekalipun. Tidak menjadi masalah apakah seorang nabi, pendeta-pendeta atau seorang penyihir yang telah menulis tujuh bab dalam Kitab Daniel. 

    Satu hal sudah pasti bahwa ramalan dan pelukisan dari peristiwa-peristiwa dua puluh empat abad yang lalu ditemukan sebagai tepat, benar, dan telah terpenuhi oleh kehadiran Constantine Agung, yang Gereja Roma telah selalu secara bijaksana berdiam diri untuk "mensucikan" dia (menjadikan dia seorang santo) sebagaimana telah dilakukan oleh Gereja Yunani.
     
  4. Bukan saja si Tanduk Kecil yang tumbuh menjadi suatu "visi kejam" yang lebih daripada yang lainnya itu menghujat Yang Maha Tinggi, tetapi juga menyatakan perang menentang "orang-orang suci Yang Maha Tinggi, dan menundukkan mereka" (ayat 25). 

    Dalam pandangan Nabi Ibrani orang yang mempercayai satu Tuhan adalah orang-orang terpisah dan suci. Sekarang jelas dan benar tanpa dipermasalahkan lagi bahwa Constantine menindas orang-orang Kristen yang seperti halnya orang Yahudi, percaya akan Ke Esaan Tuhan yang mutlak dan dengan berani menyatakan bahwa trinitas adalah konsep Ketuhanan yang palsu dan salah. 

    Lebih dari seribu eklesiastika diundang ke Konsili Umum di Nicea (Izmid masa kini yang modern) di mana hanya tiga ratus delapan belas orang menyetujui keputusan Konsili, dan orang-orang ini juga yang membentuk tiga faksi yang bertolak belakang dengan ungkapan-ungkapan mereka yang bermakna lebih dari satu (ambiguous) dan tidak suci "homousion" atau "homoousion", "consubstantial" dan istilah-istilah lain yang sama sekali asing bagi Nabi Israel, tetapi hanya berarti bagi "Tanduk Yang Berbicara".

    Orang-orang Kristen yang mengalami penindasan dan menjadi martir di bawah pemerintahan kaisar Roma yang penyembah berhala karena mereka mempercayai Satu Tuhan dan pemujaNya Nabi Jesus, kini mendapatkan nasibnya di tangan surat keputusan kekaisaran Constantine "Yang Orang Kristen" disiksa lebih parah karena mereka menolak untuk memuja Nabi Jesus sebagai "padanan adanya dan zamannya" ("consubstantial dan coeval") dengan Tuhannya dan Penciptanya! Para Tetua dan Pendeta-Pendeta dari sekte Arian yaitu Qashishi dan Mshamshani sebagaimana mereka disebut oleh orang-orang Yahudi dan Kristen awal, diusir dan dibasmi, buku-buku keagamaan mereka dihancurkan, dan gereja-gereja mereka disita dan diserah terimakan kepada kaum uskup-uskup dan pendeta-pendeta trinitarian. Karya-karya sejaraha yang mana saja tentang Gereja Kristen pada masa awal akan memberikan kepada kita informasi yang cukup tentang jasa yang telah diberikan oleh Constantine pada perjalanan Kepercayaan Trinitas, dan tentang penindasan mereka yang menentangnya. 

     Legiun-legiun yang kejam di setiap provinsi diserahkan di bawah kekuasaan para penguasa eklesiastikal. Constantine telah mempersonifikasikan sebuah pemerintahan dengan teror dan perang yang kejam terhadap kaum Unitarian yang di bumi belahan Timur berlangsung selama tiga setengah abad, (dan berhenti –Pen.) ketika orang-orang Islam membangkitkan agama Allah dan melanjutkan kekuasaan dan dominasi atas tanah-tanah yang dijarah dan dihancurkan oleh empat binatang tersebut.
     
  5. Si "Tanduk Yang berbicara" dituduh telah berkontemplasi untuk merubah "hukum dan waktu". Ini adalah tuduhan yang sangat serius terhadap si Tanduk. Hujatannya atau "bicara besarnya menentang Yang Maha Tinggi" bisa jadi mempengaruhi atau tidak mempengaruhi orang lain. tetapi untuk mengubah Hukum Tuhan dan menetapkan hari libur atau festival dengan sendirinya akan merupakan subversi terhadap agama itu sendiri. Dua perintah pertama dari sepuluh perintah Nabi Musa mengenai Ke Esaan Tuhan yang Mutlak "Kamu tidak boleh mempunyai tuhan-tuhan di samping Aku" – dan larangan keras untuk membuat gambar atau patung untuk pemujaan dengan langsung telah dilanggar dan dihapuskan dengan keputusan Constantine itu. 

    Untuk memproklamirkan tiga pribadi dalam Ketuhanan dan untuk mengakui bahwa Yang Maha Kuasa dan Abadi dikandung dan dilahirkan oleh Perawan Maryam adalah penghinaan terbesar terhadap Hukum Tuhan dan penyembahan berhala yang terbesar. Untuk membuat gambar dari emas atau kayu untuk pemujaan sudah cukup untuk dapat dicela, tetapi membuat sesuatu yang bisa mati menjadi suatu obyek yang dipuja, menyatakannya sebagai Tuhan, dan bahkan memuja roti dan anggur Eucharist sebagai "tubuh dan darah Tuhan" adalah suatu hujatan yang tidak agamawi.

    Kemudian bagi setiap orang Yahudi yang lurus dan bagi seorang Nabi seperti Daniel, yang sejak masa mudanya telah menjadi seorang pemerhati Hukum Musa, apa yang dapat lebih menjijikkan selain daripada substitusi dari paskah (Easter) untuk Domba Paskal dari ritual besar Passover dan pengorbanan "Domba Tuhan" di atas salib (upon the cross), dan di atas ribuan altar setiap harinya? Penghapusan hari Sabbath adalah pelanggaran langsung atas perintah keempat dari Decalogue (ten Commandmends) dan pelembagaan hari Minggu sebagai gantinya adalah optional karena hal itu juga bertentangan. Benar, Al Qur’an telah menghapuskan hari Sabbath bukan karena hari Jum’at itu hari lebih suci, tetapi semata-mata karena orang-orang Yahudi itu telah menyalah gunakan hari itu dengan menyatakan bahwa Tuhan sesudah enam hari bekerja, beristirahat pada hari ke tujuh, seolah-olah Dia adalah manusia dan lelah. Nabi Muhammad saw pastilah sudah membinasakan hari atau obyek manapun, betapapun suci atau keramatnya, bila itu dijadikan sebagai obyek penyembahan yang dimaksudkan untuk menimbulkan hantaman atau luka terhadap Keagungan dan Kemuliaan Tuhan. Namun penghapusan hari Sabbath dengan putusan Constantine adalah pelembagaan hari Minggu pada hari yang dikatakan sebagai hari di mana Jesus bangkit dari kuburnya. Jesus sendiri adalah orang yang sangat memperhatikan hari Sabbath, dan menyangkal para pemimpin Yahudi atas keberatan mereka terhadap perbuatan Jesus beramal pada hari itu.
     
  6. Tanduk itu diizinkan untuk memaklumkan perang terhadap para santo dari Yang Maha Tinggi untuk jangka waktu selama tiga setengah abad; hal itu hanya "melemahkan" mereka, menjadikan mereka "kehabisan tenaga" – tetapi tidak dapat melenyapkan dan mencabut seluruh akarnya keluar. Kaum Arian yang hanya percaya pada Ke Esaan Tuhan, kadang-kadang mempertahankan dengan kuat dirinya dan memperjuangkan alasan kepercayaan mereka, umpamanya di bawah pemerintahan Constantius (anak Constantine), atau Julian dan yang lainnya yang lebih toleran.



Catatan Kaki
1. Kata aslinya ialah cahaya (nur), dan seperti kata dalam bahasa Arab, ir berarti "sinar" dan bukan "api" yang dalam teks dapat terlihat dari "ish

Tidak ada komentar:

Posting Komentar