Sabtu, 29 April 2017

Islam Selamatkan Saya dari Hal Jahat yang Disediakan Dunia



Craig: Islam Selamatkan Saya dari Hal Jahat yang Disediakan Dunia
Red: Agung Sasongko
Onislam.net
Add caption
Mualaf (ilustrasi)

  1. REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Craig Robertson dibesarkan seba gai penganut Katolik Roma. Pemuda asal Vancouver, Kanada, ini menghabiskan masa awal kanak-kanaknya dengan mengunjungi gereja. Namun, ketika beranjak remaja, ia mulai menolak segala konsep agama dan ketuhanan. Dia mulai ragu dan menganggap agama adalah omong kosong belaka. 

Perubahan ini sungguh di luar perkiraan mengingat saat masih kecil, Craig sangat saleh. Dia belajar agama Katolik dengan rajin. 
Suatu ketika, Craig kecil pernah bertanya pada sang ibu, “Apakah agama kita yang paling benar?” tanyanya. Jawaban sang ibu hingga sekarang masih terngiang di telinga Craig. “Craig, semua agama sama. Semua agama bagus,” katanya. Namun, jawaban tersebut bagi Craig tidak terdengar benar. “Kalau semua benar, lalu apa pentingnya aku mempelajari agamaku?” ujarnya. 
Pada masa remaja, hidup Craig dipenuhi penderitaan dan rasa sepi. “Orang tua mencoba mengajakku bicara. Namun, aku sangat marah dan tidak menghargai mereka,” katanya.
Craig kemudian lulus dari SMA pada musim panas 1996 dan berharap kehidupannya akan berubah menjadi lebih baik. Ia diterima di sekolah teknik dan memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang lebih tinggi.
“Setelah itu, aku bisa membuat banyak uang. Dengan begitu, aku akan sangat bahagia.” Demi mencapai keinginannya itu, ia bahkan mempergunakan se bagian waktunya untuk bekerja di sebuah restoran cepat saji. 
Beberapa minggu kemudian, sebelum sekolah mulai, Craig diajak pindah dari rumah dan tinggal dengan teman satu tempat kerja. “Bagi aku, ajakan tersebut adalah jawaban dari masalahku. Aku akan melupakan keluarga dan bersama-sama temanku sepanjang waktu,” katanya.


Craig: Islam Selamatkan Saya dari Hal Jahat yang Disediakan Dunia





Alquran
Namun, keinginan untuk pindah ditentang keras oleh keluarganya. Saat itu, Craig berusia 17 tahun dan sangat keras kepala. Dia memaki orang tuanya dan meneriakkan kata-kata kotor lainnya pada mereka. “Tindakan tersebut masih aku sesali sampai sekarang,” katanya. 
Craig akhirnya memutuskan pindah dan merasa sangat bebas. Pada saat itu pulalah, Craig berkenalan dengan mariyuana. Sang teman memperkenalkannya dengan barang haram tersebut dan Craig jatuh cinta terhadap barang itu sejak pertama kali mencobanya.
Sejak saat itu pula, Craig tidak pernah datang lagi ke sekolah. Dia mulai merasa nyaman dengan kehidupannya. “Saya bisa mencuri makanan cepat saji dan menikmati semua narkoba. Lalu, untuk apa sekolah?” kisahnya. 
Namun, pada saat-saat ketika Craig tidak sedang mabuk, pikiran-pikiran untuk kembali kepada agama selalu muncul. “Aku pikir, cuma agama yang bisa menolongku.” Ia pun mulai mendekatkan di ri dengan teman-teman yang memercayai Tuhan dan kembali menjadi Kristiani. Namun, ternyata menjadi Kristen kembali tidak cukup baginya. 
Kenal Islam 
Suatu hari, akhirnya Craig mengenal Islam. Seorang teman Kristennya membawa seorang anak laki-laki Muslim ke hadapan Craig dan sekitar 12 teman Kristianinya yang lain. “Kami kemudian menceramahinya tentang Kristen dan menjelek-jelekkan dirinya serta agamanya,” katanya.
Namun, anak laki-laki itu merespons hinaan yang diterimanya dengan tenang. Dia hanya tersenyum dan mengatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Tuhan yang dipercayainya dan menyatakan begitu cintanya dia dengan agamanya. “Respons yang dia tunjukkan membuat aku terkejut.”
Ketika pulang, anak laki- laki itu meninggalkan se­buah Alquran. Entah sengaja atau tidak, yang jelas Craig kemudian membaca Alquran itu dan dia begitu ter pengaruh atas apa yang tertulis di dalamnya. “Semua yang dijelaskan di dalam Alquran terasa lebih rasional ketimbang Alkitab.” 


 Craig: Islam Selamatkan Saya dari Hal Jahat yang Disediakan Dunia
Red: Agung Sasongko
Allah/Ilustrasi
gambarnya brubah jadi kecil ya
Perjalanan Craig dalam menemukan Islam terus bergulir. Suatu kali, manajer tempatnya bekerja memberi tahu bahwa seorang Muslim akan bergabung bersama mereka. Teman kerjanya yang lain menjauhi karyawan Muslim itu dan tidak membiarkannya menperkenalkan Islam pada mereka.
Sebaliknya, Craig malah menjalin hubungan baik dengannya. Rupanya, Craig sangat terkesan melihat tingkah laku teman Muslimnya yang begitu baik. “Dia tidak menyumpah, tidak pernah marah, dan selalu terlihat tenang. Dia juga sangat baik dan sangat menghargai orang lain,” katanya. 
Mereka pun semakin sering berdiskusi tentang agama. Anehnya, semakin dia diperkenalkan dengan Islam, semakin dia berusaha menyangkal. Sampai akhirnya, Craig merasa sangat marah. “Aku marah karena aku sadar dia benar,” tuturnya. 
Craig semakin bingung. Dia berusaha sekuat te naga untuk meyakinkan dirinya bahwa Kristen adalah agama yang paling benar. Dia berdoa dan berdoa dan berusaha meningkatkan keimanannya terhadap Tuhan yang selama ini dipercayainya.
“Aku menangis sambil berdoa, “Yesus, Tuhan, Buddha, apa pun wujudnya Engkau, mohon… mohon… bimbing aku. Aku membutuhkanmu. Bila Kristen adalah agama yang paling benar, kuatkanlah hatiku. Dan, apabila Islam, bawalah aku padanya,” katanya.
Lalu, Craig terdiam. Keyakinan menghampirinya. Dia tahu apa jawaban doanya. 
Hari berikutnya, di tempat kerja, Craig menghampiri teman Muslimnya. “Bagaimana cara aku menyapamu?” tanyanya.
Sang teman bingung dan bertanya maksud dari pertanyaan Craig. “Aku ingin menjadi Muslim,” jawab Craig dengan tegas. Seketika, sang teman memeluknya dan berteriak, “Allahu Akbar!” Kemudian, Craig memulai perjalanannya sebagai Muslim. 
Setelah menemukan Islam, Craig mengubah namanya menjadi Abdullah al-Kanadi dan memperbaiki hu bungannya dengan keluarganya. Dia mengaku, menemukan kedamaian setelah memeluk Islam. Dia begitu terkesan betapa Islam begitu mengatur hidup umatnya. Membuat mereka terhindar dari hal-hal jahat yang disediakan dunia. Dia pun semakin optimistis memandang hidup.
“Aku tahu bahwa segala tantangan ada jalan keluarnya dan Islam adalah sebuah solusi atas semua masalah. Bahwa apa pun yang terjadi, kita harus bersabar dan selalu kembali pada Allah,” katanya. Dia merasa beruntung menjadi Muslim. 
Donwload Rpp kelas 11 SMA KTSP



Tidak ada komentar:

Posting Komentar