Sabtu, 07 September 2024

MENCETAK PENGGERAK INOVASI ATAU HANYA PEKERJA MURAH ?

 

beranda inspirasi
Pemerintah memiliki program untuk lulusan SMK dengan fokus utama pada tiga pilihan: bekerja, berwirausaha, atau melanjutkan pendidikan. Namun, kenyataannya, sebagian besar kebijakan tampaknya lebih menekankan lulusan SMK untuk segera memperoleh pekerjaan dibandingkan dengan berwirausaha atau melanjutkan kuliah. Ini menimbulkan beberapa pertanyaan serius tentang arah kebijakan pendidikan kejuruan kita.

Mengapa porsi kebijakan yang lebih besar tidak diarahkan untuk menciptakan lulusan yang mandiri dan inovatif? Pemerintah tentu menyadari bahwa jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan jumlah lulusan SMK setiap tahunnya. Apakah ini berarti mereka secara tidak langsung menciptakan “pengangguran terselubung” yang hanya terfokus pada tenaga kerja operator? Apakah tujuan sebenarnya hanya untuk memenuhi kebutuhan industri akan tenaga kerja murah dan terampil, namun mengabaikan potensi besar para lulusan untuk menjadi wirausahawan atau pemikir kreatif?



fortal indonesia

Jika kita terus mendorong lulusan SMK untuk mengambil pilihan instan—lulus dan bekerja seadanya—siapa yang nantinya akan mengelola sumber daya alam Indonesia yang melimpah? Apakah kita akan membiarkan sumber daya alam kita dikelola oleh pihak asing karena lulusan kita tidak dipersiapkan untuk berpikir jauh ke depan, menguasai teknologi, dan menjadi pemimpin di sektor-sektor strategis?

Pendekatan yang hanya berfokus pada menyediakan tenaga kerja siap pakai untuk perusahaan besar, tanpa mendorong kemampuan inovasi dan berpikir kritis, hanya akan membuat bangsa ini bergantung pada pihak luar. Lulusan SMK yang diarahkan untuk mengambil jalan pintas menuju pekerjaan seadanya cenderung tidak berkembang, tidak kreatif, dan tidak memiliki keinginan untuk menjadi penggerak perubahan. Jika hal ini dibiarkan, kita hanya akan mencetak generasi yang menjadi pekerja, bukan pemimpin.

Pemerintah perlu memikirkan ulang kebijakan pendidikan SMK. Tidak hanya menyediakan tenaga kerja bagi industri, tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan untuk berwirausaha, menciptakan inovasi, dan berpikir strategis dalam jangka panjang. Jika tidak, kita akan tetap menjadi penonton di negeri sendiri, sementara sumber daya alam kita dikuasai oleh orang asing.

Pendidikan kejuruan harus menjadi wadah untuk mencetak generasi mandiri dan berdaya saing, bukan sekadar pekerja pasif.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar