Sabtu, 03 Maret 2018

MONDOK KAN ANAK ITU NDAK ENAK ?

Hasil gambar untuk gambar anak mondok
Kisah ini ditulis berdasar pengalaman penulis dalam menitipkan putra-putrinya di pesantren. selama
9 tahun.


Siapa bilang mondok dan memondokkan anak itu enak ?


Kalau mau jujur dari hati yg tulus
dan paling dalam tidak ada satu pun orang tua  yg  setuju bahwa mondok dan memondokan anak itu enak., yang jelas soro (bahasa Jawa) dan terkadang menyakitkan.

 mengapa kok saya tulis seperti ini ?

Karena orang tua yang memondokan dan anak yang di pondokan itu, mereka harus saling berpisah padahal biasanya kumpul di rumah.
Mereka harus menanggung kerinduan dengan si buah hati demikian juga anak yg di pondokan.

Orang tua harus rela pulang balik hanya untuk pekerjaan remeh ngunjungi anak di pondok, padahal cucian setrikaan banyak, kerja bakti kampung kadang sering kali ndak bisa ikut, arisan, pkk ndak bisa datang. Bahkan ,mungkin kesibukan lainnya banyak sekali di rumah, Yg semua itu harus kita tinggalkan, hanya untuk sekedar pulang balik nyambangi putra putrinya di pondok tiap minggu atau tiap bulan nya.

Hasil gambar untuk gambar anak mondok
Kerinduan anak dan ibu di sebuah pesantren Modopuro Mojosari MJK

Pakaian anak kita sering hilang sandal tidak pernah berumur panjang, belum lagi kondisi Pondok yang mungkin tempat tidurnya tidak seperti di rumah, makan sehari harinya juga tidak terjamin seperti di rumah tentu semua itu adalah beban bagi orang tua yang sedang memondokan anak-anaknya
sedangkan 
Bagi anaknya mereka harus bangn dini hari hanya sekedar antri mandi setelah itu kegiatan subuh bakda subuh ,sekolah dan baru tidur stelah jam 21.00.

pertanyaan saya di mana enaknya mondok kan anak? Kalau dr sisi ini memang blas ndak ada.
Terus kenapa masih banyak ortu yg memondokan anaknya di pesantren.?

PONDOK PESANTREN HANYA UNTUK ORANG TUA YG TAKUT.


Tempat yang cenderung sederhana terkadang sebagian orang menilainya sebagai tempat yang jorok itu ternyata hanya pantas untuk digunakan oleh orang tua yg mereka  tidak mampu mengajari sendiri  dan mendidik sendiri anaknya tentang  bagaimana  caranya mengenalkan Allah dan Rasulnya kepada anak anaknya sendiri.

Sehingga layak jika Pondok pesantren hanyalah tempat untuk orang tua yang takut Jika:
Anaknya tidak mengenal Siapa dirinya siapa Tuhannya Dan siapa Nabinya.
untuk apa dia ditakdirkan di dunia, apa tugas hidupnya, apa fugsi hidupnya dan apa yang menjadi Peran hidupnya dan ke mana dia Setelah Tiada.

Pondok pesantren hanyalah tempat untuk orang tua yang takut Jika:

Putra putrinya terpengaruh pergaulan Zaman Now yang semakin rawan dan membahayakan jiwa raga  dan akhlaq buah hatinya. mereka takut jika anaknya tidak punya kesadaran tentang kebaikan dan kebenaran.
 baca juga tentang Fungsi Peran dan Tugas hidup manusia di https://pakjwsi.blogspot.co.id/2018/01/akibat-ruhani-yang-kelaparan.html#more

Pondok pesantren hanyalah tempat untuk orang tua yang takut Jika:
Anaknya tumbuh dewasa sementara rohani nya kosong , di dalam dirinya tidak tumbuh kesadaran untuk mengenal agama akhirnya dengan orang tua tidak tahu diri (tidak Hormat) tidak mengenal sopan santun unggah ungguh subosito, regen, tegen, mugen dan lain sebagainya..

Pondok pesantren hanyalah tempat untuk orang tua yang takut Jika:
Kelak dirinya sudah tiada lagi di dunia ini, anak-anaknya tidak mampu mendoakan dirinya.
Itulah kenapa mereka memilih memondokkan anaknya di pesantren yang secara nafsu akan sangat  terasa tidak ENAK.

HAMBA PILIHAN TUHAN.

Hasil gambar untuk gambar anak mondok
calon pemimpin umat masa depan

Tidak sembarangan orang yang mampu bertahan di kawah candra dimuka yang berjudul PONDOK PESANTREN. sebab tidak pernah ada enaknya , jika yang di gunakan ukuran adalah pemanjaan nafsu.

Sebab pesantren adalah tempat memanage nafsu, tempat mengendalikan nafsu, dan tempat untuk memuliakan diri sebagai  calon panutan masyarakat di masa yang akan datang. oleh karenanya penulis pernah berbicara walaupun membawa kasur dan bantal tidak ada larangan tapi supaya nafsu tidur bisa kita kendalikan sebaiknya bantal dan kasur tidak disertakan anaknya di pesantren.

Tidak sembarangan orang yang mampu bertahan di kawah candra dimuka yang bertitle PONDOK PESANTREN.

Oleh karenanya, orang tua yang memondokkan anaknya dan anak yang mau mondok itu, adalah generasi pilihan Allah.
sebab jika mereka sabar dengan lelahnya belajar maka mereka akan menjadi pemimpin umat dimasa depan. 
al Imam assyafi'i  ra. pernahMenulis :
Jika engkau tidak Tahan dengan lelahnya belajar maka engkau harus mau menanggung perihnya kebodohan

Tidak sembarangan orang yang mampu bertahan di kawah candra dimuka yang bernama PONDOK PESANTREN.

Karena mereka tidak hanya ingin sekedar menjadi manusia biasa, sekedar hidup, pokok e urip, tetapi mereka hamba hamba yang mencintai Allah dan dicintai oleh Allah. semua itu didasari karena mereka mengenal Allah lewat pendidikan pendidikan yang ada di pondok pesantren.
 Wallohua'lam bishowab.
Terima kasih pak Kyai Ibad Modopuro , Kyai Elkisi, kyai Zamsuri (gus Azzam) Tempel Krian Sidoarjo

Penulis:
Pak J , sang pembelajar yang terus berusaha memperbaiki diri.

10 komentar:

  1. Mohon ijin saya mau bertanya dong Pak J. Dipikiran banyak orang seharusnya anak yang lulusan pondok itu merupakan anak yang sholeh dan sholehah. Tapi kenapa banyak saya jumpai pendapat bahkan tragedi bahwa anak pondok'an itu anak yang nakal, pondok pesantren itu tempat anak yang nakal. Bahkan teman saya juga anak lulusan pondok pesantren besar dan terkenal, dia hafal doa2, surat2, bahkan hafal Al-Qur'an tetapi dia adalah anak yang nakal sekali melebihi nakalnya anak2 yang tidak mondok bahkan bisa dikatakan akhlaknya hancur. Banyak sekali kejadian seperti ini saya jumpai dan membuat saya bepikir juga kalau anak2 yang mondok itu nakal. Kira2 apa sebab-sebabnya seperti itu ya? Sampai saat ini saya juga masih ragu-ragu untuk memondokkan adek saya bahkan saya tidak punya pikiran untuk memondokkan anak saya pula. Mohon penjelasannya karena notabene saya bukan orang pondok dan sangat awam dengan yang namanya pondok pesantren. Terimakasih.

    BalasHapus
  2. Memondokkan anak hanyalah salah satu kiat orang tua yg paham akan keterbatasannya dan menginginkan anaknya mendapatkan yg seharusnya tanpa menghilangkan perannya sebagai orangtua.

    Anak yang secara keilmuan agama dia baik sementara akhlaknya hancur itu disebabkan karena pengetahuan yang dia miliki hanya sebatas islamologi. saat penerapan akhlaq sering kali dia menolak karena sudah merasa bisa dalam tataran ilmu agama

    BalasHapus
  3. Bahasa lainnya pengenalan dirinya kepada Tuhannya kepada rasulnya dan terhadap dirinya sendiri tidak tuntas.

    BalasHapus
  4. Banyak orang tua yang mempunyai pemikiran akan memondokkan anaknya kalau anaknya nakal.
    sementara pemilik pondok atau Pak Kyai tidak akan pernah menolak orang yang hadir di pondoknya.

    itulah sebabnya banyak anak yang "nakal"( menurut panjenengan) yang notabene ada di pondok

    BalasHapus
  5. Kalau bicara masalah anak nakal tidak hanya di pondok tapi di sekolah pun juga demikian tetapi jarang orang tua yang mengatakan bahwa anaknya di sekolah lulusan sekolah malah tambah rusak akhlaknya padahal sama-sama antara Pondok dan sekolah itu adalah tempat untuk pendidikan anak-anak.
    inilah terkadang sebuah penilaian yang tidak adil yang berasal dari masyarakat terhadap pondok

    BalasHapus
  6. Sampai saat ini saya juga masih ragu-ragu untuk memondokkan adek saya bahkan saya tidak punya pikiran untuk memondokkan anak saya pula. Mohon penjelasannya karena notabene saya bukan orang pondok

    Bpk Ibu ,mas atau Mbak ....yang di muliakaan Alloh.
    Anda boleh saja tidak punya niatan untuk memondokan anak di pesantren sebab pada dasarnya pendidikan ahklaq aqidah dan pengenalan anak terhadap dirinya sendiri rasulnya dan tuhannya adalah mutlak tanggung jawab ortu mereka.

    jadi tidak ada masalah jika putra putri anda tidak di podokan asal hasil didikan anda sendiri itu sudah bisa memenuhi standart .

    anda mampu mendidik mereka mengenal tuhannya rasulnya, mengenal dirinya.
    anda mampu mendidik mereka:
    untuk apa mereka di takdirkan di dunia ini, apa tugasnya di dunia, apa fungsi idupnya dan apa peran hidup yang harus dijaaninya. plus paham(tidak sekedar tau) kemana mereka pergi setelah tiada dari dunia( apa saj yang perlu dipersiapkan.

    jadi tidak masalah jika anda tidak punya pemikiran untuk memondokan putra putri anda.

    BalasHapus
  7. Bisa Anda bayangkan jika yg dikirim ke pondok adalah anak²'buangan' (bodoh) padahal pondok tempat penghasil ulama, dan ulama ini jadi panutan umat.
    Bagaimana jadinya umat ini kalau ulama-ulamanya bodoh?
    Jika yg dikirim ke pondok adalah anak² yg nakal maka pondok pesantren jadi seperti rehabilitasi anak² nakal.

    Seharusnya yg dikirim ke pondok pesantren adalah anak² yg cerdas sehingga menghasilkan ulama² yg cerdas, bisa memberikan solusi bagi permasalahan umat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah. Terimakasih tambahan wawasannya, jadi semakin mantap memondokkan kedua putra putri kami yg dulu jg berprestasi waktu di level madrasah sebelumnya.

      Hapus