Kamis, 13 Juli 2017

MENGUNGKAP HALAL BI HALAL SISI LAIN

Berbicara masalah halal bi halal itu artinya kita sedang berbicara tentang pengakuan salah,
maka Halal bi halal itu harus bicara tentang salah, kalau ada halal bi halal tidak membicarakan tentang salah itu salah,....

Menurut ilmu salah ........,salah itu ada 3 yaitu salah yang membawa berkah, salah yang membawa musibah dan salah yang membawa susah, kenapa bisa jadi berkah musibah dan susah..? karena semuanya itu tergantung dari yang mengolah,

Tahu asalnya dari kedelai, Tempe dari kedelai dan kecambah juga dari kedelai, asalnya sama tapi hasilnya beda, semua itu tergantung dari yang mengolah.

Salah membawa berkah, orangnya salah ,mengaku salah dan mendatangi yang yang di salahi ( contohnya silaturahmi halal bihal idhul fitri) sudah di maafkan dan di beri makanan gratis..... berarti berkah

Salah membawa musibah  orangnya salah tidak mengaku salah, justru tambah marah marah  contoh berangkat kerja telat itu salah tapi di tegur tambah marah ( atase bukan situ yang mbayar aja sok sok an negur saya ) ada tidak orang seperti ini,?
seorang pimpinan memberi pengumuman: mbayarnya sekian tapi giliran di minta rincian untuk apa saja ....sang pimpinan marah-marah....... ini salah yang membawa musibah

Salah yang membawa susah, orangnya salah tidak mengaku salah dan tidak pernah taubah sehingga terbawa  sampai alam barzah karena sudah terlanjur jadi jenazh..

Yang ke dua melakukan prosesi Halal bi hal itu bukan untuk meneruskan masalah tapi menghentikan masalah sehingga di harapkan semua permasalahan yang pernah terjadi sebelum halal bi halal bahkan sebelum puasa tidak diteruskan kembali tetapi di putus sampai disini.


Yang ke tiga berbicara tentang halal bi halal itu, juga tidak bisa lepas dari bicara tentang Idhul fitri. Sebab adanya halal bi halal  secara formal itu hanya terjadi pada waktu Idhul fitri saja.

Dari suasana Idul fitri inilah, lahir sebuah kejujuran dan keteraturan, artinya Idhul fitri  mendidik masyarakat menjadi  jujur dan teratur, mengapa? karena setiap yang hadir silaturahmi dan halal bi halal ini,semuanya mengaku salah, dan  tidak ada yang merasa benar. (pengakuan = kejujuran)

Dengan adanya pengakuan itu, lahirlah sebuah kesadaran individu yang menunjukankan tumbuhnya  rasa jujur yang teratur. Inilah bukti bahwa di balik tumbuhnya kejujuran dan keteraturan itu pasti ada yang membuat aturan, yakni yang Maha  mengatur.


Disisi lain.....hadirnya sikap saling mengakui kesalahan dan saling memaafkan ini, merupakan wujud pemikiran dewasa, di usianya yang menuju tua.
Apa itu tua? TUA..adalah.( Tau Untuk Apa).  Apanya yang harus di ketaui? yaitu sisa usia yang masih ada.

Sabun tinggal sedikit.... cucian  masih belum rampung....mestinya hati terhentak. Umur tinggal sedikit dosa  makin menggunung mestinya gelisahnya semakin banyak,  maka hematlah menggunakan umur, pandailah memanfaatkan umur agar selamat dari resiko dunia dan akhirat.

Bersihnya cucian alatnya bernama sabun , bersihnya  piring alatnya bernama abu gosok, bersihnya rambut alatnya sampho..... kalau bersihnya dosa alatnya dengan apa?
ada 4 cara pembersihan dosa,
1. dosa mingguan  dengan sholat jumat,
2. Tahunan dengan puasa Ramadhan
3. Seumur hidup sekali dengan ibadah haji dan
4. Pembersih setiap saat adalah dengan Sholat fardhu dan  istigfar di segala kemungkinan.
Maka Halal bi halal  tidak hanya sekedar hingar bingar setelah kita tida lagi puasa tapi menjadi alat pemberhenti masalah dan sarana penghapus dosa karena kesalahan horisontal kita.
Wallohu a'lam bishowab
semoga manfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar