Minggu, 25 Agustus 2024

Dari Pantai Gemah ke Kuliner Kediri"


 Pagi itu,sabtu minggu e4 bulan agustus di tahun 2024. kegembiraan memenuhi udara wilayah menganti,saat keluarga besar Yayasan Sunan Giri  bersiap untuk sebuah perjalanan yang telah lama dinantikan. Semua orang tampak bersemangat, dari guru, karyawan, hingga keluarga mereka, yang siap untuk acara Family Gathering ke Pantai Gemah, di salah satu kabupaten penghasil Marmer tebaik,  Tulungagung, sebuah destinasi yang dikenal dengan keindahan alamnya.

Meski jadwal keberangkatan sedikit molor karena saling menunggu kedatangans semua peserta, tapi  semangat para peserta tidak surut. Begitu bus mulai merayap menyusuri, suasana di dalam langsung ramai dengan canda tawa dan cerita yang mengalir sepanjang perjalanan. Pemandangan yang berganti dari kota ke pedesaan menjadi latar sempurna untuk perjalanan ini, sementara para peserta menikmati kebersamaan mereka.

Perjalanan sempat terhenti sejenak di sebuah pom bensin di Jombang, memberi kesempatan bagi semua orang untuk beristirahat sejenak. Namun, tantangan sesungguhnya muncul saat mereka terjebak macet karena karnaval di tengah kota Tulungagung. Beruntung, berkat pengaturan lalu lintas yang baik, rombongan akhirnya bisa melanjutkan perjalanan tanpa hambatan berarti.

Ketika akhirnya tiba di Pantai Gemah, rasa lelah seketika hilang tergantikan oleh pesona pantai dengan pasir putih dan ombak yang tenang. Angin sepoi-sepoi membuat suasana semakin menyenangkan. Setelah berkumpul dan menikmati rujak yang dibawa dari rumah, acara family gathering dimulai. Berbagai permainan luar ruangan segera memecah suasana, menampilkan sisi ceria dari para guru dan staf yang biasanya sibuk dengan tugas sehari-hari. Tawa dan keceriaan mengisi udara, menjadikan momen itu tak terlupakan.

Setelah acara formal selesai, waktu bebas dimanfaatkan oleh peserta untuk menikmati pantai bersama keluarga atau teman. Meski waktu bebas sedikit molor akibat masalah sinyal yang sulit, suasana kebersamaan tetap terjaga dengan baik.

Perjalanan dilanjutkan dengan kunjungan ke wisata petik belimbing di Desa Moyo Kethen. Banyak yang membayangkan akan merasakan serunya memetik buah langsung dari pohon, namun kenyataan berkata lain. Sebuah papan peringatan yang melarang pengunjung memetik buah sendiri cukup mengecewakan rombongan. Meski begitu, mereka masih bisa menikmati berjalan-jalan di kebun belimbing tanpa biaya tambahan.

Beranjak dari sana, rombongan menuju Kediri untuk berburu oleh-oleh khas, seperti tahu takwa dan gethuk pisang. Sayangnya, beberapa peserta merasa kurang puas dengan rasa tahu yang mereka beli, yang dianggap tidak seautentik harapan mereka. Namun, pengalaman belanja itu tetap menjadi bagian dari perjalanan yang penuh warna.

Menjelang malam, rombongan berhenti untuk makan malam di Prasmanan Titin, sebuah tempat makan dengan suasana yang nyaman dan masakan yang lezat. Semua peserta tampak puas menikmati makanan setelah seharian beraktivitas. Dengan perut kenyang dan hati senang, mereka akhirnya memulai perjalanan pulang.

Meski sempat khawatir akan kemacetan di Menganti, kabar baik datang bahwa lalu lintas sudah berhasil diurai sebelum rombongan tiba. Dengan demikian, seluruh peserta bisa kembali ke sekolah dengan selamat dan penuh rasa syukur, menutup hari yang panjang dengan kebahagiaan dan kenangan manis.

Perjalanan ini bukan sekadar liburan, melainkan sebuah momen kebersamaan yang mempererat tali persaudaraan di antara mereka. Sebuah pengalaman yang tak hanya meninggalkan jejak di pantai, tetapi juga di hati setiap orang yang ikut serta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar