Kamis, 15 Februari 2018

ANGKA RAPOR MU TIDAK BERGUNA BAGIMU ?

https://www.4shared.com/office/Vh-azyLrca/UTS_GANJIL__KELAS_X_SEJARAH_20.html
Nilai kamu masih tinggi. Bahkan lebih tinggi dari peraih juara umum  disekolah  kita.
Tapi perilaku kamu ini, yang membuat nilai angka rapormu tidak ada gunanya."(kata kepala sekolah)


Kamu tahu, Nduk? ( bu Herlina memulai nasehatnya) Apa yang paling berguna? Bukan angka-angka di rapor itu. Melainkan ... ini." Tangan beliau menyentuh dadaku.
Aku paham sekali maksud bu guru yang selama ini  saya anggap tidak baik denganku itu. 

Dialog diatas menggambarkan secara utuh betapa berharganya nilai prilaku dan sifat seorang siswa,dibanding raport yang berupa susunan angka.
betapa tingginya nilai akhlaq siswa di bandingkan  angka angka yang di raih oleh siswa dalam belajarnya.

Nah betapa ruginya seorang ayah jika putri dan putranya hanya mendapatkan angka tapi bukan kharakter, bukan nilai sifat maupu ahklaq.

kharakter ahklaq maupun sifat mulia hanya di dapat oleh siswa ketika siswa mau didik oleh guru (bukan hanya di ajar) dan orang tua harus bisa memahami sifat dan kharakter dasar anak anaknya. sehingga orang tua tidak gampang di adu domba dengan guru  oleh anak anaknya.

Cara belajar yang ideal 

Di dalam pondok Pesanteren Ta’limul muta’alim adalah nama sebuah kitab yang sudah tidak asing lagi. Kitab ini terkenal sejak zaman para Wali songo hingga sekarang. Kitab ini juga menjadi pelajaran utama, jika seorang santri benar-benar ingin mendalami ilmu agama Islam dengan baik hingga mendapatkan hasil yang baik. 

Didalam kitab ini memuat etika tatacara belajar dan juga cara mengajar hingga seorang guru dan murid akan mendapatkan kemudahan dalam belajar dan mengajarnya diridoi oleh Allah dan rosulNya.

Didalam kitab ini sarat pertama dalam mencari ilmu adalah niat, niat ikhlas mengharap rido Allah, mencari kebahagiaan di akhirat, menghidupkan agama, menghilangkan kebodohan, dan melestarikan Islam. Bukan mengharap kemulyaan dunia. 
Adapun etika, tatarama, sopan santun, andap asor dan subosito seorang siswa terhadap guru dan ilmu yang di pelajarinya secara ringkas akan di paparkan dalam hal hal sebagai berikut:

Cara Menghormati Ilmu dan Guru

  1.   Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
  2. Cara menghormati guru : tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
  3. Janganlah terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya.
  4. Mencari keridhoaan dari gurunya.
  5. Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan Ilmu tidak dapat berkah.
  6. Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
  7. Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
  8. Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
  9. Menghormati buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika bersila, meletakkan buku-buku tafsir di atas buku-buku lain,juga tidak meletakkan apa pun di atas buku.
  10. Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. lebih baiknya bila tidak melakukannya.
  11. Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
  12. Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
  13. Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
  14. Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
  15. Sebaiknya tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya. Karena gurunya biasanya lebih tahu yang terbaik.
  16. Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
  17. Harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
  18. Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
  19. Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.

Kesungguhan Dalam Menuntut Ilmu,Keistiqomahan dan Cita-cita yang Tinggi

  1. Bersungguh sungguh dalam belajar. Harus tekun.
  2. Siapa yang berusaha keras niscaya ia mendapatkannya.
  3. Mencari ilmu tidak akan berhasil tanpa kerja keras dan usaha maksimal yang penuh kesengsaraan.
  4. Sangat rugi seseorang yang tidak mau berusaha secara optimal padahal ia mampu.
  5. Jangan terlalu banyak tidur malam hari.
  6. Orang yang ingin mendapatkan ilmu haruslah meninggalkan tidur malam.
  7. Sebaiknya malam digunakan dalam belajar dan ibadah.
  8. Biar tidak banyak tidur di malam hari, sebaiknya tidak banyak makan agar tidak ngantuk.
  9. Sebaiknya pelajaran diulang pada awal malam dan akhir malam karena saat saat tersebut diberkahi.
  10. Bersifatlah wara, kurangi tidur, kurangi makan dan tekunlah belajar.
  11. Orang yang ingin sukses sebaiknya mengurangi tidur malam.
  12. Gunakanlah masa mudamu dalam menuntut ilmu karena  ia tidak akan terulang lagi.
  13.  Bersungguh sungguh bukan berarti memaksakan diri.
  14. Kita tidak boleh memaksakan diri melebih dari kemampuannya.
  15. Karena kalau dipaksakan bisa melemahkan badan dan tidak mampu bekerja lagi.
  16. Tuntutlah ilmu itu pelan pelan saja tapi terus-menerus.
  17. Bercitalah setinggi-tingginya. Karena orang yang tinggi derajatnya lantaran pernah bercita tinggi.
  18. Modal pokok adalah kesungguhan.
  19. Semua bisa didapat dengan kesungguhan dan bercita luhur.
  20. Ingin pandai tapi tidak mau sungguh sungguh tidak dapatlah ilmu kecuali sedikit.
  21. Bersungguh sungguhi tapi tidak tergesa-gesa.
  22. Kamu memang bodoh tapi itu bisa kamu usir dengan terus menerus belajar.
  23. Jauhilah sifat malas karena itu sumber keburukan dan kerusakan yang amat besar.
  24. Jangan suka menunda karena itu kebiasaan para pemalas. Dan sifat malas itu mendatangkan keburukan dan malapetaka.
  25. Tinggalkanlah malas dan menunda supaya tidak tetap dalam kehinaan.
  26. Tidak ada yang diberikan kepada pemalas kecuali penyesalan lantaran gagal meraih cita-cita.
  27. Penderitaan, kelemahan dan penyesalan bermula dari sifat malas.
  28. Malas belajar timbul karena kurang sadarnya perhatian terhadap keutamaan dan pentingnya ilmu.
  29. Ilmu akan kekal sedangkan harta benda akan sirna.
  30. Orang yang ilmunya bermanfaat akan tetap dikenang sekalipun ia telah meninggal.
  31. Lupa disebabkan banyak dahak. Banyak dahak lantaran banyak minum dan makan.
  32. Bersiwak dapat mengurangi dahak, menguatkan hapalan dan menyebabkan kefasihan.
  33. Perut yang penuh lantaran banyak makan mengurangi ketangkasan.
  34. Makan terlalu kenyang itu membahayakan. 
https://www.4shared.com/office/Vh-azyLrca/UTS_GANJIL__KELAS_X_SEJARAH_20.html
  Bapak Ibu guru, para siswa dan orang tua , mari kita sama sama belajar, mendidik generasi unggulan yang kedepanya akan memuliakan orang tua ,dirinya maupun guru gurunya. 

Jangan mudah kita di adu domba oleh anak kita lantaran dorongan nafsunya.

2 komentar:

  1. Akan tetapi nilai juga penting Gus Jarwo. Karena setidak-tidaknya nilai dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan sebuah proses pembelajaran. Kalau nilainya 6, berarti tidak ada tanggungjawabnya. Kalau nilai 7 itu artinya usahanya kurang. Paling kecil nilai itu 8 karena dengan nilai 8 akan cukup untuk mendapatkan beasiswa. Anak-anak dirumah sejak SD sudah terbiasa dengan hal ini. Dan target kedepannya tidak saja mendapatkan perguruan tinggi negeri favorit. Tapi kuliah di perguruan tinggi negeri favorit dengan beasiswa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Idealnya harus balance mas antara nilai akhlaq dan nilai akademik.Tapi ada sebagian siswa yang tidak sampai pada nilai akademik yang baik, maka prioritas bagi siswa yang demikian adalah pembenahan dan peningkatan nilai ahklaq, dan sejenisnya.
      untuk mereka yang bisa spt yang mas Nanang tulis,memang hrs dua duanya.

      Hapus