Kamis, 25 Juni 2020

TULISAN INI ENAKNYA BERJUDUL APA YAA ?

Opini Orang Desa yang lebih Sehat daripada Orang Kota - bernas.id
OPINI MASYARAKAT DESA
Suatu pagi ada seorang sahabat muda, masih belia umurnya, berkunjung ke rumah  untuk Menyampaikan keluhan keluhan hidupnya. Satu diantaranya nya mengapa teman-teman dia tidak ada yang perhatian terhadap dirinya.
Di samping itu dia merasa apa yang dikerjakannya nya  selalu tidak cocok di mata orang lain dan teman teman nya. Pada hal perbuatanya tidak ada yang menyalahi tatanan sosial dan hukum yang berlaku, baik hukum adat setempat maupun hukum negara. "apa yang menjadi  kata orang sudah saya usahakan untuk saya ikuti".

Tapi tetap saja apa yang saya kerjakan seakan akan tidak ada benarnya, maka rasanya tidak nyaman dalam hidupku" begitu keluh nya.

Sahabat ....masih ingatkah engkau dengan kisah lukman, putra dan keledai milik nya  ?
 
 
"Saat sama sama keledai di tuntun apa komentar orang di jalanan "ih orang bodoh, ada keledai ndak di manfaatkan untuk di naiki."
Ketika di naiki anak nya, apa komentar mereka "wahduh ini anak durhaka. enak enak naik keledai sementara ayahnya di suruh jalan kaki.
 
Ketika ayahnya yang naik komen nya " yaaa robby masih ada ayah yang egois begini."pertanyaan saya mana yang benar ?siapa yang benar ?

 
Lain lukman lain pula  ceritanya.
 
Gambar ini Memecah Opini para Netizen, Apakah Orang ini Ada di ...
OPINI SENDIRI
Di kampung atau sebuah desa, ada seorang warga yang sedang punya hajat menikahkan putrinya , maka di undanglah seluruh warga desa yang ada dan yang ia kenal.
Sang tuan rumah sudah berusaha mempersiapkan jamuan untuk tamunya sebaik baiknya. Dan dia juga berusaha menyambut tamunya dengan sangat maksimal berdasar aset yang di miliki nya.
 
Tapi taukah anda apa komentar para tamunya ?
 


Yup .....betul sangat beragam ada yang puas, ada yang biasa biasa saja, ada yang kecewa, ada yang protes sambil ngedumel  bahkan mungkin amplop yang mau di sumbangkan di bawa pulang lagi (mungkin saking kesalnya dengan tuan rumah hahahahaha). salahkah tuan rumah? salahkah sang tamu ? tentu jawabannya anda yang tau.
 
Tapi itulah wajah sosial pergaulan hidup. 
Demikianlah respon manusiawi tetangga teman dan saudara kita.
Mereka tidak salah tapi juga tidak mesthi selalu benar.
 
Mereka menilai berdasarkan selera diri sendiri, yang itu di dasari dengan beragam situasi 
(pendidikan pergaulan pengalaman kekecewaan, kesenangan kesombongan, kedengkian, perasaan hati, dan lain sebagainya) 
 
Maka jangan hidup karena kata orang, jangan bertindak berdasar penilaian orang, jangan melangkah karena komentar orang. Jangan berbuat karena berdasar kecaman orang lain atau pujian orang lain di sekitar kita..
 
Tapi berjalanlah, berbuatlah, bekerjalah, bertindaklah  dengan niat lillahita'allah begini penjabarannya kalau aku berbuat begini alloh ridho atau tidak?. Jika aku melakukan ini Alloh berkenan atau tidak?. Dan jika aku berjalan di aturan ini Alloh ridho atau tidak.
Dengan cara ini beban hidup kita yg berpotensi menjadi susah, gelisah, panik, dan tidak sabaran. Bahkan mengundang berbagai penyakit itu, akan menjadi ringan sehat dan bertambah rasa syukur kita kepada Allah swt.

  

wa-idz ta-adzdzana rabbukum la-in syakartum la-aziidannakum wala-in kafartum inna ‘adzaabii lasyadiidun 

 Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (QS. Ibrahim: 7



 berjalan dengan memakai sepatu orang, jangan ke masjid dengan kopyah orang lain. bisa kekecilan atau sebaliknya maka tentu tidak nyaman untuk kita gunakan.
Jangan menyekolahkan anak karena takut komentar tetangga dan ocehan keluarga jauh,
Jangan memilih pekerjaan karena opini orang lain dan penilaian orang lain yang tidak bersangkutan dengan pekerjaan anda .
Jangan menikahkan Anak berdasarkan pangkat, jabatan dan kekuasaan semata. Tapi lihatlah agama nya bagaimana,seperti apa  tauhidnya.
 
 
Soal rezeki Alloh yang akan mengatur. ( artinya sampai pada tataran anda berusaha pun itu termasuk dalam aturan dan kemauan Alloh ) jangan punya pikiran kalau ndak berusaha mana mungkin rezeki datang. Anda belum bisa apa apa ketika baru lahir, Alloh sudah bertanggung jawab atas rezeki anda yang di titipkan kepada kedua orang tua anda.
Pertanyaan saya usaha dan bekerja apa yang sudah anda lakukan saat anda lahir?

 
Maka berbuatlah karena prinsip hidup yang di kawal dengan tauhid dalam rangka mencari ridho Alloh.
 
Wallohu a'lam bishowab
Pak j

Tidak ada komentar:

Posting Komentar