Kamis, 15 Juni 2017

LAILATUL QODAR SISI LAIN

Surah Al-Qadr adalah surah ke-97 menurut urutannya di dalam
Mushaf  Usmani. Ia ditempatkan sesudah surah Iqra'. Para ulama Al-Quran menyatakan bahwa ia turun jauh sesudah turunnya surah Iqra'. Bahkan, sebagian diantara mereka, menyatakan bahwa surah Al-Qadr turun setelah Nabi Muhammad saw. berhijrah ke Madinah.
gambar diambil dari Infoheboh.com
Berbicara tentang lailatul qodar tidak akan  terlepas dari berbicara tentang  tanda tandanya yang  di bicarakan banyak orang, akan tetapi yang pasti, dan ini harus diimani oleh setiap Muslim berdasarkan pernyataan Al-Quran, bahwa "Ada suatu malam yang bernama Laylat Al-Qadr" (QS 97:1)
Kita lihat konteks ketika dijanjikannya lailatul qadar, di malam itulah ada perubahan pada diri Muhammad, dari yang sebelumya hanya makhluk biologis ibni ’Abdillah menjadi makhluk fungsional yakni Rasulillah.Inilah bentuk lailatul qadar di tangan Muhammad.

Jadi, lailatul qadar memungkinkan untuk direspon sebagai keadaan seorang manusia yang akan mendapatkan qudrohnya setelah ia diukur sesuai kemampuannya.
panduan penilaian untuk sma donwload disini
Manusia mendapatkan lailatul qadar ketika selepas bulan puasa yang dipenuhi dengan i’tikaf, merenung, mengendalikan diri, lalu mendapatkan apa yang ia cita-citakan. 
Jadi lailatul qadar dapat didapatkan ketika ia mengaktualisasikan harapannya setelah melakukan perenungan selama di bulan pendadaran diri yakni di bulan Ramadhan.
Contoh
Mahasiswa yang menyelesaikan skripsi dan disertasinya ketika puasa, maka itulah lailatul qadar mahasiswa, pedagang yang meraup keuntungan dan dapat menafkahi keluarganya, maka itulah lailatul qadar para pedagang, seorang yang lulus berkas untuk menjadi pendidik yang profesional itulah lailatul qadar bagi seorang guru yang bersangkutan. dan masih banyak lagi contoh lainnya.

Dari contoh contoh yang ada tersebut,maka Lailatul qadar adalah  ibadah yang tidak hanya sekedar di maknai dan di batasi sebagaimana menunggu bulan di masjid-masjid, namun bagi orang yang berbuat sesuai ukurannya dan ia memaksimalkan potensi positif yang ada dalam dirinya untuk merubah dirinya ( sang abdillah)  menjadi pribadi  yang lebih baik ( fungsional) . dan ketika itu tercapai, itulah lailatul qadar yang didapatkan oleh seseorang tersebut.

Tetapi ada juga sebagian pendapat yang memaknai bahwa lailatul Qodar itu adalah malam di tetapkanya kadar dan ukuran seseorang dalam mengarungi kehidupanya setelah di luar ramadhan ,baik tentang apa yang akan terjadi maupun apa yang telah terjadi.

Wallohu a'lam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar