Minggu, 30 Juni 2024

Mengungkap Kekuatan Syukur dalam Setiap Nikmat Allah"


Sahabat, jika sedikit saja, kita berhenti sejenak dan sudi merenungi tata kehidupan, kita akan disadarkan bahwa ternyata masih banyak orang yang belum benar-benar menikmati hidup mereka, meskipun mereka hidup dalam berkecukupan atas nikmat Allah yang diberikan. Mereka terus merasa kekurangan, merasa menderita, karena terus mengharapkan hal-hal yang belum mereka miliki, sementara lupa mensyukuri apa yang sudah mereka terima. Mereka lupa bahwa kebahagiaan tidak selalu berkaitan dengan kekayaan materi yang berlimpah, melainkan lebih kepada cara pandang kita terhadap kehidupan itu sendiri, di mana kekayaan sejati terletak pada kedamaian batin dan ketenangan jiwa.

Di situlah masalah fisik mulai muncul. Kecerdasan untuk mensyukuri apa yang ada pada kita merupakan kunci awal dari kesehatan jiwa dan fisik. Bersyukur bukan hanya sekadar ungkapan kata-kata, tetapi sebuah usaha untuk berdamai antara harapan dan kenyataan, antara usaha dan hasil yang diperoleh, serta antara pemberian Allah dan keridhoan yang kita tunjukkan. Dalam bersyukur, kita belajar menerima dengan lapang dada segala sesuatu yang kita miliki saat ini, menyadari bahwa setiap detik kehidupan adalah kesempatan emas untuk tumbuh dan berkembang.

Bersyukur adalah seni membuat harmoni dalam hidup kita, menghargai setiap detak kehidupan sebagai anugerah yang diberikan untuk kita manfaatkan dengan baik. Dengan prinsip-prinsip sederhana ini, kita memahami dengan sepenuh hati bahwa rezeki bukan hanya berasal dari usaha kita semata, tetapi juga pemberian Allah yang hadir dalam berbagai bentuk dan wujud, dari senyuman orang-orang tercinta hingga kehangatan sinar matahari di pagi hari. Bersyukur mengajarkan kita untuk melihat keindahan dalam hal-hal kecil yang seringkali terabaikan.

Mari kita bersyukur, karena dalam bersyukur terdapat kekuatan untuk menjalani hidup dengan lebih bermakna dan berbahagia. Dengan menghargai setiap nikmat yang Allah berikan tanpa beban dan dengan kerelaan hati, kita menjaga kesehatan jiwa dan ragawi kita, menghindari stres dan kecemasan yang seringkali datang dari keinginan yang tak berujung. Bersyukur mengajarkan kita untuk hidup dalam saat ini, menikmati setiap detik dengan penuh kesadaran dan kebahagiaan, serta menyadari bahwa hidup ini adalah perjalanan yang penuh berkah dan pelajaran yang berharga. Dengan bersyukur, kita membangun fondasi yang kuat untuk kebahagiaan sejati, yang tidak tergoyahkan oleh perubahan dunia luar.

Jumat, 28 Juni 2024

PAK MENTERI ADILKAH KEBIJAKAN ANDA ?

 

Kepada Yth. Bapak Menteri Pendidikan

Dengan hormat,

Bismillah assalamualaikum Wr. Wb.

Saya seorang guru yang ingin menyampaikan keluhan dengan cara literasi dan berharap keluhan ini punya makna  mendalam mengenai situasi yang kami hadapi saat ini. Yakni mengenai kebijakan terbaru yang mengharuskan guru tetap masuk ke sekolah  meskipun siswa sedang libur. Kami, para guru, memiliki kebiasaan kerja dan waktu libur yang berbeda dibandingkan dengan instansi pemerintah lainnya.

 Sekali lagi,kami, para guru, memiliki kebiasaan kerja dan waktu libur yang berbeda dibandingkan dengan instansi pemerintah lainnya.dan itu sudah berlangsung puluhan tahun bahkan sejak negeri ini berdiri dan sistem sekolah di negara kita ini ada.  Namun, perbedaan ini seolah menjadi pemicu kecemburuan dari instansi dan lembaga pemerintahan lain, khususnya terkait libur kami di akhir semester.

Kami menyadari bahwa ada kecemburuan dari instansi dan lembaga pemerintahan lain terkait libur kami di akhir semester. Namun, perbedaan ini seharusnya dipahami secara mendalam. Profesi kami tidak hanya melibatkan tugas administratif, tetapi juga berhadapan langsung dengan manusia—anak-anak yang membutuhkan perhatian, bimbingan, dan interaksi yang intens. Interaksi ini sangat menguras energi dan berdampak signifikan pada kondisi psikologis kami.

 Dibandingkan dengan instansi lain yang mungkin tidak memiliki intensitas interaksi yang sama, kondisi kami membutuhkan waktu libur yang cukup untuk menyeimbangkan kembali keadaan psikis dan batin kami agar dapat kembali dengan semangat dan kondisi yang prima di semester berikutnya.

Namun, kebijakan terbaru dari Kementerian Pendidikan yang mengharuskan kami tetap masuk meskipun siswa sedang libur sangat tidak adil dan mengabaikan kebutuhan kami sebagai tenaga pendidik. Kami merasa dipaksa untuk bekerja tanpa ada tugas yang jelas, sementara waktu kami habis untuk hadir di sekolah setiap hari tanpa ada aktivitas yang bermakna. Hal ini tidak hanya merugikan kami secara pribadi, tetapi juga tidak efisien secara keseluruhan

 Libur semester adalah waktu yang kami perlukan untuk memulihkan diri, agar dapat kembali dengan semangat dan kondisi yang prima di semester berikutnya.

Pak Menteri, Anda harus memahami bahwa kinerja dan gaji seorang guru berbeda dengan PNS lainnya. Situasi kerja dan kondisi psikis seorang guru sangat berbeda dengan pegawai kantor di instansi pemerintah lainnya. Mengapa kami harus dipaksa untuk seragam dengan mereka yang bekerja di luar institusi pendidikan? Kami berharap Anda dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini dengan bijak

Kami memohon dengan sangat agar pemerintah dan Kementerian Pendidikan dapat mempertimbangkan kembali kebijakan ini. Memberikan kami waktu libur yang layak bukanlah suatu bentuk kemewahan, melainkan kebutuhan yang mendasar untuk menjaga kualitas pendidikan dan kesejahteraan psikologis kami.

Kami berharap keluhan ini dapat dipertimbangkan dengan bijak demi kebaikan bersama, terutama demi kualitas pendidikan yang lebih baik di masa depan.

Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

Hormat kami,

Pak J