Minggu, 09 Agustus 2020

PAK MENTERI BAGAIMANA KAMI MENDIDIK MEREKA NASIONALISME JIKA RUMAH NYA "TIDAK ADA"

Apa millennials masih punya nasionalisme? - RumahMillennials.com

 

Ketika perdirjend pendidikan dasar dan menengah no 130/D/kep/KR/2017 dan Nomor 07/Dd.D5/KK/2018 DI BERLAKUKAN maka mulai saat itu pula pembelajaran Sejarah Indonesia di SMK mulai ada pemangkasan jam belajar .

Yang Semula 6 jam saat ilmu sosial yang di bagi di kelasx 2 kelas xi 2 dan kelas xii 2 jam ketika dirubah menjadi sejarah  berubah 3 jam . Dan itu hanya diajarkan di kelas 10 dengan 13 kd yang harus tuntas dalam waktu setahun. (Artinya pembelajaran 3 tahun di paksa harus selesai bahkan  Sampai muntah muntah di kelas 10 saja.)

Sayang nya Perdirjend yang tidak berpihak kepada pembelajaran secara komprehensif terhadap siswa siswi SMK ini, di tambah lagi pernyataan Mas Nadim Makarim  saat mau pelantikan menjadi menteri  pendidikan  di tahun 2019.

Beliau berkata kepada Wartawan  : Saya tidak tahu masa lalu tapi saya tahu masa depan.(Republika.co.id Monday, 20 Zulhijjah 1441 / 10 August 2020) Maka dengan perkataan Menteri pendidikan seperti ini ,secara samar menyatakan bahwa ada indikasi  pembelajaran sejarah khususnya di SMK tidak begitu mendapatkan porsi yang seharusnya.

Indikasi ini sangat kuat terasa, karena pembelajaran sejarah Indonesia di SMK, tidak kunjung berubah  jumlah jam yang diharapkan bisa membuat siswa paham dengan pembelajaran bertahap yang di berikan kelas X - kelas XII.

karena menterinya tidak paham masa lalu  maka bisa disimpulkan bahwa pak menteri tidak "menyukai " sejarah.  :

  1. Padahal Sejarah itu beririsan dengan masa lalu  atau peristiwa masa yang lalu. Orang bisa menyebut masa kini  atau tau masa depan karena  ada masa lalu.
  2. Padahal Siswa SMK sekarang  quantitas nya  besar. Ini merupakan aset pewaris masa pak menteri menjabat hari ini, untuk menyampaikan kebijakan yang baik dari pak menteri kepada generasi selanjutnya dimasa depan.
  3. Padahal Sejarah merupakan pelajaran yang mewariskan semangat dan prilaku  Nasionalisme, dan patriotisme bangsa. Siswa SMK hari ini merupakan subyek yang akan terus memiliki mental itu (Nasionalis dan patriotisme) jika sejarah di pahamkan kepada mereka dengan bertahap mulai kelas X sampai kelas XII.
  4. Padahal semua peristiwa masa lalu yang berkaitan dengan kekuasaan dan kebijakan pemerintah di tulis oleh yang namanya sejarah.( mengapa sejarah Di SMK di pangkas jam nya hanya untuk memprorioritaskan  vokasi). Padahal tanpa sejarah mereka kurang Nasionalisme nya, jika kurang Nasionalisme. apa makna vokasi yang di miliki nya ?
  5. Padahal dalam pidato pidato kenegaraan sering terungkap Jasmerah ( jangan suka melupakan sejarah).Bahkan seringkali para pejabat menekankan pentingnya sejarah.Perlunya sejarah

Tapi kenapa pelajaran sejarah di SMK yang  siswa nya luar biasa banyak itu, mapel sejarahnya di pangkas tinggal separo ?.

 Ini bukan masalah jam mengajar bagi guru tapi ini bicara tentang  bagaimana memahamkan siswa mengenai sejarah secara bertahap, dan juga menularkan semangat Nasionalisme serta patriotisme terhadap generasi saat ini.  

Jika sejarah hanya disampaikan di kelas X  bagaimana kami bisa memahamkan kepada mereka dengan 13 KD atau pembelajaran 3 tahun di berikan hanya satu tahun ?

Jika semua itu tidak anda rubah Pak Menteri   Pertanyaan sy.

Pengertian Nasionalisme: Tujuan, Sejarah, Ciri-ciri dan Contohnya

  • Siapa kelak yang akan membela tanah air ini, jika generasinya kurang mengenal sejarah bangsanya  dan tidak paham mengapa harus membela tanah air nya.

  • Akankah generasi mendatang menghargai para pendiri negara dan mereka yang mati matian membela Negara ini, jika sejarah diajarkan sebatas  formalitas  pokoknya ada  (karena hanya di ajarkan di kelas x saja.) penjelasan seperti ini  tidak saya sampaikan pun Pak Menteri sangat paham bahwa untuk memahamkan sejarah kepada mereka perlu pembiasaan dan itu tidak cukup hanya di kelas X

  • Siapa yang menulis kebijakan anda  dimasa yang akan datang Pak Dirjend pendidikan , Pak Menteri,? jika anak anak generasi milenial ini tidak lagi tertarik dengan sejarah anda? (ketidak tertarikan itu  karena mereka tidak tuntas dalam memahami sejarah pemimpin nya)

  • Kira-kira anda sebagai pengambil kebijakan ini, ingin di kenal seperti apa oleh generasi yang akan datang yang notabene adalah generasi yang hidup saat ini ?.

    Mari Pak Menteri mohon di tinjau ulang kebijakan nya.
Pak menteri, bagaimana kami mendidik mereka Patriotisme dan Nasionalisme, jika rumah yang untuk mengajarkanya anda minta. (semua hanya demi memenuhi proyeksi dan obsesi anda yang bernama VOKASI).

Hormat kami Pak Menteri 


Pak J 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar