Selasa, 10 Oktober 2017

MAKAM PANJANG KOTA GRESIK



Gresik yang di kenal sebagai kota pudak ini,
juga di kenal sebagai kota wali, hal ini karena bumi Gresik yang dahulunya pernah di sebut oleh Belanda  dengan kata “Gerrici” kemudian dalam banyak dokumen tertulis menjadi “Grissee” ini, adalah banyak menyimpan layon ( jasad ) para wali yang pernah berjuang untuk Islam di daerah ini. Dengan kata lain banyak ulama pejuang yang kemudian di kenal dengan Wali itu, di makamkan di bumi Gresik ini.
Tidak hanya satu, tapi ada banyak para pejuang Islam, yang setelah mereka wafat di kebumikan di kota wali ini. Di bumi Grissee ini terdapat situs situs makam bersejarah. Mulai makam yang tidak di kenal sampai makam yang sangat terkenal, ada di daerah ini.
Satu diantara sekian situs makam para ulama pejuang Islam  yang berada di bumi Gresik ini, adalah apa yang di kenal dengan nama situs Makam Panjang. Sesuai dengan nama situsnya, makam panjang memang tidak seperti lazimnya makam di zaman sekarang, ada yang berpendapat bahwa makam yang berukuran 9 m ini memuat filosofi sebuah perjuangan Islam yang memakan waktu yang cukup lama (panjang) sehingga situs ini di beri nama makam panjang.
Makam Panjang, berada di sebuah desa yang di kenal dengan sebutan Leran letak desa ini berada di wilayah kecamatan Suci kabupaten Gresik. posisinya tidak terlalu jauh dari pintu keluar jalan tol mayar sekarang. Yakni setelah keluar pintu tol manyar kearah kiri (barat) kurang lebih 1km kemudian dikiri jalan ada papan nama besar yang menunjukan keberadaan situs tersebut.
Memang letaknya tidak terlalu jauh dari jalan utama Manyar-Bungah, namun  demikian, keberadaan makam ini belum begitu mendapat tempat di hati masyarakat Gresik maupun dari luar Gresik. Hal ini terbukti dengan terlalu minimnya data jumlah pengunjung situs tersebut.
Padahal kalau di lihat secara angka situs, makam panjang jauh lebih tua (1082)[1] di banding dengan situs makam sunan Giri (1487)[2] tetapi jumlah pengunjung situs sunan Giri jauh lebih ramai.
 Begitu masuk area situs, pengunjung akan langsung disuguhi suasana sejuk di lingkungan parkiran yang memang cukup luas dan teduh karena di topang adanya pepohonan rindang yang sengaja di tanam di depan kantor pengelola situs tersebut.
Situs Makam Panjang ini berada satu komplek dengan situs Makam Siti Maimunah Binti Maimun. Siti Maimunah binti Maimun adalah seorang wanita yang di tengarai sebagai pejuang Islam walau hidupnya tidak terlalu panjang (1064-1082).
Ia hanya berusia 18 tahun, namun dalam usia sependek itu, Siti Maimunah binti Maimun telah mendapatkan gelar sebagai pejuang Islam pertama di Indonesia.
Hal ini di buktikan dengan ditemukanya batu nisannya bertahun 1082 yang bertuliskan kaligrafi bergaya Kufi, yang merupakan model penulisan paling tua di antara semua gaya kaligrafi yang ada.
Inskripsi pada Prasasti Batu Nisan Leran ini, terdiri dari tujuh baris, yang terjemahannya: Dengan Nama Allah (Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang). Semua yang ada di bumi adalah fana. Dan yang kekal hanya Dzat Tuhanmu yang mempunyai Kebesaran dan Kemuliaan. makam perempuan yang tak berdosa, yang lurus, binti Maimun, bin Hibatu’llah, yang meninggal hari Jum’at delapan Rajab (setelah tujuh malam berlalu) tahun 475, dengan rahmat Allah Yang Maha Mengetahui semua yang gaib, Tuhan Yang Maha Agung dan Rasul-Nya yang mulia.
Kembali ke situs panjang, Situs makam panjang sendiri menurut penuturan juru kunci (Kuncen) setempat berisi makam Sayid Kharim, Sayid Djakfar, dan Sayid Sarif, Sayid Jalal, Sayid Jamal, Sayid Jamaluddin, yang masing-masing panjangnyamakam itu berukuran sembilan meter.
Walaupun tidak jadi satu lokasi, tetapi karena ukuran panjang makam tersebut sama yakni 9 meter. Maka di jadikan kelompok yang sama .
Adapun selain 6 makam panjang yang  memiliki ukuran 9 meter itu, terdapat dua makam panjang lagi yang panjangnya kira kira 6 meter berada di jalan utama menuju makam Siti Maimunah binti Maimun, yakni makam Raden Ahmad, dan Raden Said.
Bebrapa meter kedepan  dari kedua makam raden Ahmad dan Raden Said itu adalah makam siti Maimunah binti Maimun.
Untuk menuju letak dan posisi makam panjang yang menjadi focus penulisan ini,para pengunjung atau peziarah bisa langsung belok kearah kanan kurang lebih 10-15 meter setelah berada di depan situs makam Siti Maimunah Binti Maimun.
Tentang siapa sesungguhnya Sayid Jafar, Sayid Kharim, Sayid Syarif yang ketiganya di terangkan sebagai paman Siti Fatimah binti Maimun tersebut,dan juga kepada Sayid Jalal, Sayid Jamal, Sayid Jamaluddin Said tersebut, serta bagaimana kiprahnya dalam perjuangan Islam waktu itu? adalah tugas para sejarawan baru yang akan mengungkkap secara detail dan rinci. Semoga!!!
Yang sedang belajar menulis
Sujarwa,
Dari SMK SUNAN GIRI GRESIK dan
SMA DARUL ULUM DRIYOREJO Gresik
 085 607 451 050
                                  





[1] https://www.thearoengbinangproject.com/makam-siti-fatimah-binti-maimun-gresik/

1 komentar:

  1. Fatimah adalah puteri dr Sayyid Maimun. Sayyid Maimun adalah seorang sultan di Kedah, Malaka putra dari Seh Sayyid Hibatullah. Seh Sayyid Hibatullah adalah putera dr Muhammad Makdum Sidiq. Muhammad Makdum Sidiq adalah putera dr Idris al Malik. Idris al Malik adalah putra dr Sayyid Ahmad al Biruni. Sayyid Ahmad Al Biruni adalah putera dr Sulaiman al Basri. Sulaiman al Basri adalah putera dr Imam Musa Al Kadzim. (sumber: https://www.geni.com/people/Sulieman/6000000001079875321)

    Fatimah bt maimun menikah dengan Sayyid Hasan, seorang Sayyid (keturunan Rasul saw) generasi pertama yang telah beberapa generasi menetap di Jawa Timur dan menjadi salah satu penguasa wilayah Leran, Gresik, yang kini berada di wilayah Jawa Timur.
    Pernikahan Fatimah bt Maimun dengan Sayyid Hasan memiliki beberapa orang putra, diantaranya seorang putra yang bernama Sayyid Abdurahman.

    Seperti umumnya para keluarga bangsawan jawa saat itu, usaha utama mereka adalah perdagangan. Mereka memiliki kapal2 dagang yang berlabuh di kota-kota besar di wilayah Arab dan sekitarnya. Salah satu kota pelabuhan kuno yang terkenal pada masa itu, sekitar abad ke-11 sampai abad ke 15 adalah kota Tarim di Yaman.

    Sayyid Abdurahman, putra syarifah Fatimah Bt Maimun dengan sayyid Hasan adalah salah satu contoh seorang sayyid yang berasal dari Indonesia, yang pada masa lalu bernama India. Kakek moyang sayyid Abdurahman adalah kaum Muhajirin dari jazirah Arab, Syam dan persia yang hijrah ke Nusantara pada gelombang hijrah pertama setelah peristiwa Karbala, tahun 681 M.

    Setelah dewasa sayyid Abdurahman meneruskan usaha dagang ayahnya, sayid Hasan. Beliau mejadi pedagang yg sukses dan cukup terkenal di Yaman, tepatnya di kota pelabuhan Tarim.

    Sayyid Abdurahman menikah dengan wanita Tarim dan memiliki beberapa putra-putri, salah satu puterinya bernama Sarah. Sarah menikah dengan Abdul Malik.

    BalasHapus